guys yang ini lanjutan yg kmren
****
Sepulang
sekolah Rara langsung menuju toko Ci Acun,"Ra,, tumben lo udah nyampe
jam segini?? semangat amat deh kayanya??" sapa Rio, "yee... gw dateng
cepet salah dateng telat juga salah, gimana sih lo" balas Rara meledek,
"ehh gw mau cerita nih, kemaren gw abis ketemu sama malaikat
gantenggggg banget" lanjut Rara dengan nada bangga mencoba menceritakan
kejadian kemarin, "yaelah Ra,, lo sadar dikit napa, mana mungkin orang
kantoran mau sama anak ABG kaya lo" respon Rio, "ihhh...... bisa aja
kan siapa yang tau jodoh itu ditangan tuhan kalee" Rara mulai sengit
menjawab, " iyaa... liatin aja nanti lo bakalan cuma jadi bahan maenan
dia doan" Rio tidak mau kalah sengit, "yee.... biasa aja kali om!!"
bentak Rara yang sudah mulai merasa kesal, sejenak mereka berdua
terdiam "iyee iyee sorry,, lagian u ceritanya lebay banget kaya apaan
aja" Rio mencoba memperhalus keadaan dan ternyata berhasil, walaupun
Rara hanya membalasnya dengan senyuman kecil tapi begitulah mereka
berdua terkadang suka tiba-tiba bertengkar karena masalah yang sama
sekali tidak penting, dan karena sifat Rara yang keras kepala maka Rio
lah yang harus mencairkan suasana lebih dulu.
Saat
hari sudah malam Rio dan Rara sudah mulai sibuk membereskan peralatan
toko, " yahh mba sudah mau tutup ya??" tiba-tiba terdengar suara
seorang laki-laki dari arah depan toko. "ohh... iya mas kita sudah mau
beres-beres nih, tapi kalo mau liat-liat masuk aja mas kita tungguin
ko" balas Rio mempersilahkan costumer itu masuk ke dalam toko. Karena
mendengar percakapan tadi Rara pun membalikkan wajahnya melihat kearah
costumer tersebut, sontak Rara pun kaget ternyata costumer yang sedang
berdiri didepan sebuah televisi LCD itu adalah Darwin, setelah
memastikan kalau itu benar-benar Darwin secepat kilat Rara berlari
mendekat dan menarik Rio sedikit menjauh "itukan cowo yang tadi siang gw
ceritain, sini biar gw aja yang ngelayanin lo terusin beres-beres aja
ok" bisik Rara sambil menarik-narik lengan baju Rio memberikan kode
agar dia tidak mengganggu. "yang ini bagus ka, harganya juga engga
terlalu mahal" Rara mencoba mempromosikan produknya untuk menarik
perhatian Darwin, "lho..... lo kok bosa ada disini sih??" Darwin heran
ketika disebelahnya sudah berganti orang,"iya ka,, aku kan kerja disni,
kaka mau beli TV LCD ya??,, by the way kaka tau dari mana toko ini??"
Rara mulai cengar-cengir kegirangan, "iya nih,,abis TV gw dirumah sudah
rusak, gw tau toko ini dari temen gw yang rumahnya deket-deket sini
juga" sahut Darwin sambil kembali melihat-lihat isi toko, setelah
terjadi proses jual beli Darwin minta agar TV yang dia beli dikirim ke
rumahnya, "ini Ra, alamat gw kalo besok dikirimnya bisa kan??" tanya
Darwin sambil menyerahkan selembar formulir costumer, "ohhh.... tenang
aja ka,,nanti besok pasti ka Darwin sudah bisa nonton TV lagi deh" jawab
Rara yakin, "mm.... by the way lo sudah mau pulang ya??" tanya Darwin
saat keluar dari toko dan ternyata dia sudah mulai memperhatikan Rara
yang sedang menutup rolling door toko, "iya nih ka, abis ini gw mau
langsung pulang terus makan deh abis sudah laper banget nih, hehehee "
canda Rara, "Rara gw balik duluan ya, mas nya juga saya duluan ya" ucap
Rio yang dari tadi hanya diam memperhatikan Rara dan Darwin asik
ngobrol sambil terburu-buru pergi meninggalkan mereka berdua, 'lho si Rio kenapa ya,,engga biasa-biasanya dia jutek begini, apa lagi sama costumer' pikir
Rara sesaat, "Ra, gw juga belum makan nih, mau temenin makan dulu
engga??" tiba-tiba Darwin mengajak Rara makan, weits kata-kata tadi
langsung membuyarkan lamunan Rara tentang Rio berganti menjadi semangat
45, "ihh.... mau banget lah ka, tapi ditraktirkan soalnya duit gw udah
sekarat nih" canda Rara, "mm... tapi enaknya makan dimana ya??" tanya
Darwin sambil celingak-celinguk kanan kiri melihat-lihat tukang makanan
pinggir jalan disekitar toko itu, "di situ aja ka, sambel pecel ayamnya
enak banget lho" sahut Rara sambil menunjuk ke arah warung tenda pecel
ayam yang ada diseberang tokonya, sesaat Darwin terdiam "mm.... ok
deh,,tapi beneran enakkan??" lanjutnya, "kenapa pake mikir dulu?? engga
biasa makan dipinggir jalan ya??" timpal Rara, "ihhhh kata siapa, makan
dipinggir jalan tuh lebih seru dari mall tau" bantah Darwin sambil
menyebrangi jalan, "oohh kirain,,, tenang aja Ka dijamin enak deh" sahut
Rara kemudian dia pun ikut menyebrang dibelakang Darwin, karena sadar
Rara berjalan dibelakangnya secara spontan Darwin menarik tangan Rara
agar dia berjalan disebelahnya. Rara yang menyadari hal itu sontak
kaget, 'waduhhh tangan Ka Darwin speechless deh gw' tutur Rara
dalam hati, tapi adegan romantis itu harus segera berakhir karena
mereka ternyata sudah sampai di warung pecel lele. "pecel ayam plus
nasi uduknya satu bu jangan lupa sambelnya yang banyak ya minumnya es
teh manis aja, Kaka mau makan apa??" tanpa melihat menu Rara langsung
memesan menu andalannya itu, "gw sama aja kaya lo" ucap Darwin simple
sambil menyenderkan punggungnya di sandaran kursi plastik. Setelah semua
pesanan disantap habis mereka dihampiri oleh dua orang pengamen
anak-anak yang menyanyikan lagu Dag Dig Dug dari Blink 'Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku)
Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku) Dag dig dug hatiku......
Cinta cinta cinta tlah datang padaku,, Malu malu malu ku akui itu,,,
Tapi tapi kamu tlah menawan hatiku,,,
Cintaku bersemi di putih abu-abu....' Rara pun ikut bernyanyi-nyanyi
kecil sambil diam-diam memandangi wajah Darwin lalu memberikan seribu
rupiah pada kedua anak itu. "lo ko tau sih lagu tadi?? gw aja baru
denger" kata Darwin yang ternyata mendengar senandung kecil Rara, "lagu
itu kan lagi terkenal Ka, makanya Kaka itu musti sering-sering nonton
tv jangan kerja terus" ledek Rara diiringi tawa Darwin dan tangannya
yang mengacak-acak rambut Rara seperti memperlakukan anak kecil,
"ihhh.... ka Darwin gw kan udah gede tau" ucap Rara sambil
menyingkirkan tangan Darwin dari atas kepalanya, "ehhh.... lo itu masih
anak kecil tau, buktinya lo masih sekolah kan??" ledek Darwin, "tapi
kan udah SMA tau" Rara mulai membela diri, "iya deh iya,,,, tapi tetep
aja buat gw, lo itu masih anak kecil" ledek Darwin lagi sambil mencubit
hidung Rara yang mungil "berapa bu??" lanjut Darwin setelah melihat
hidung Rara yang memerah. "ini ibu uang makan saya, kalo dia mah bayar
sendiri aja soalnya uang saya udah abis" dengan polosnya Rara berkata
pada ibu penjual pecel ayam sambil menyodorkan uangnya, "udah bu saya
aja yang bayar ini uangnya" sahut Darwin yang juga ikut menyodorkan
uang pada si ibu. "serius nih di traktir??" tanya Rara semangat. "iya
beneran,,udah pulang yo" ajak Darwin, "lho kita beda arah kali, kalo
rumah gw ke arah sana" ucap Rara sambil menunjuk ke arah sebuah gang
kecil yang jelas tidak bisa dilewati mobil. "mm... nanti lo jalan kaki
gitu sampe rumah??terus sendirian gitu malem-malem begini??" tanya
Darwin heran berani-beraninya anak abg jalan sendirian malem-malem
gini, "yaiyalah jalan kaki sendirian, biasanya juga begitu ko, tapi
kadang-kadang dianterin sama temen gw yang tadi bareng jaga toko itu si
Rio" jawab Rara, "yaudah sekarang gw nganterin lo balik, emangnya cuma
si Rio doang yang bisa gw juga bisa kalee hehehee" sambil menarik
tangan Rara menuju gang kecil itu, "ehhh ehhh ehhh Ka terus mobil lo
gimana???" tanya Rara kebingungan sambil menunjuk sebuah mobil Honda
Jazz putih yang berada di tepi jalan, "udah itu mah engga bakalan jalan
sendiri ko,udah lo tenang aja yang penting lo balik sekarang sama
gw,,nanti kan abis dari rumah lo gw bisa kesini lagi ambil mobil" jawab
Darwin meyakinkan. Sebenernya Rara masih bingung sih tapi mau bagai
mana lagi, engga ada pilihan lain lagi kan.
Saat tiba
didepan rumah Rara. "mama Ka Rara pulang sama pacarnya!!!!" tiba-tiba
terdengar suara anak kecil dari balik pintu yang pastinya itu suara
Adele adik Rara yang masih kecil. "Ra,,ko temennya diluar aja engga
disuruh masuk??" tanya mama yang keluar membukakan pintu, "mm... sorry
tante engga bisa mampir sekarang soalnya udah malem tante buru-buru"
Darwin yang jelas kaget dengan kemunculan mama Rara jadi bingung mau
jawab apa, dan hanya itulah yang sekarang kepikiran di otaknya,"iya ma,
Ka Darwin lagi buru-buru takut kemaleman soalnya" Rara mencoba membela
Darwin dan tentu saja dia juga mencoba menutup pembicaraan agar mama
engga banyak pertanyaan lagi. "saya pamit dulu tante, mm... Rara gw
balik dulu ya" Setelah berpamitan Darwin segera melangkahkan kakinya
menjauh dari rumah itu, dan mama yang masih berdiri di depan pintu
mulai menunjukkan wajah penasaran "Rara,, ada yang mau diceritain ke
mama engga??" tanya mama yang sontak membuat Rara makin gugup " engga
ada ko ma,, cuma temen doang" Rara pun segera berjalan memasuki
kamarnya. ' aduhhh.... besok bilang apa nih sama mama,, pasti besok ditanyain lagi dehh" didalam kamar Rara panik sendiri 'ahh.... biarin aja bilang aja cuma temen,, kan gw sama Ka Darwin memang belum ada apa-apa' Rara mencoba menenangkan diri dengan berbaring diatas tempat tidurnya dan mulai mencoba memejamkan mata.
****
Keesokan
paginya saat sarapan Rara kembali di interogasi sama mama "Ra,, cowo
yang kemaren nganterin kamu itu siapa?? ko kayanya dia bukan seumuran
sama kamu ya??" tanya mama mulai menginterogasi, "mm.... itu mah dia
namanya Ka Darwin, dia emang di atas aku mah, dia sudah kerja" jawab
Rara sambil mengunyah setumpuk roti bakar, "teruss??" tanya mama agak
sedikit menggoda, "teruss apanya sih ma, Rara kan lagi sarapan ini" Rara
mulai mencoba mengalihkan pembicaraan, "ya... terus ada lagi yang mau
dikasih tau ke mama??" mama mulai menginginkan info detail mengenai
seorang laki-laki yang mengantar anaknya pulang kerumah tadi malam,
"aduhhh apa lagi ya,,mmm.... dia itu sepupunya Dista, kebetulan kemarin
dia beli TV di toko, ehh... pas balik aku ditraktir makan terus
dianterin pulang deh sama dia, tapi berhubung Rara lewat gang kecil jadi
mobilnya di parkir di depan toko, terus selesai deh ceritanya" Rara
mencoba menceritakan secara rinci supaya tidak ada pertanyaan lagi dari
mama yang harus dia jawab, "Rara berangkat dulu ya ma" dengan sisa roti
yang masih dikunyah dalam mulut Rara berpamitan dengan mama, pastinya
dia mencoba melarikan diri dari percakapan itu.
****
Disekolah
Rara segera mencari Dista, maklum dia kan udah engga sabar banget
penget ceritain semua kejadian kemaren, "Ta...ta...ta..... tunggu tunggu
tunggu" teriak Rara begitu melihat sosok temannya itu sedang berjalan
dikoridor sekolah, "Ta, kemaren tuh gw seneeeeeeeeenggggg banget,,
kemaren gw makan bareng Darwin dong,,terus pulangnya di anterin lagi"
ucap Rara semangat dengan nada pamer, "haaahh!!!!! seriusan lo?? ko bisa
gimana tuh ceritanya?? lo serius beneran sama Darwin??" ucap Dista
nyerocos, "ihh.,.... sabar dong biar w ceritain dulu..." lalu Rara
menceritakan semua yang terjadi tadi malam tanpa henti sedangkan Dista
hanya bisa mendengarkan dengan seksama,"gw tanya sekali lagi Ra, Amara
Aprilia... lo serius beneran pengen pdkt sama Darwin Kenneth Nugraha??"
tanya Dista tegas, "yaiyalah.... secara udah ada sinyal-sinyal
pendukung gitu, emangnya kenapa sih??" nada Rara engga kalah tegasnya
kali ini, "tapi kan dia lebih tua Rara,,,umurnya beda jauh sama lo,,
dunia dia tuh sama lo beda Ra,,BEDAAA!!!!" untuk ke dua kalinya Dista
mempertegas suasana,saat Rara ingin menjawab tiba-tiba bell sekolah
berbunyi sehingga dia mengurungkan niatnya untuk menjawab pernyataan
Dista, tapi sejenak dia melirik sahabatnya itu dengan tatapan penasaran
' tumben banget Dista kaya gini???' , karena rasa penasarannya dia menuliskan sesuatu di selembar kertas dan langsung dia berikan ke Dista,
Ta,,memangnya kenapa sih lo ko marah gitu??
saat
Dista membaca tulisan di kertas tersebut dia terdiam sejenak, mata
terus tertuju pada selembar kertas yang tergeletak di meja, setelah
beberapa saat dia pun menuliskan sesuatu,
engga apa-apa ko Ra, gw cuma engga nyangka aja lo suka beneran sama Darwin, tapi kalo lo yakin sama perasaan lo gw dukung ko,
setelah membaca balasan dari Dista, Rara pun kembali tenang
Thanks ya Ta,,
Rara pun memancarkan senyumannya saat memberikan tulisan tersebut pada temannya itu.
****
Di
kantor Darwin terlihat sedang menelpon seseorang, "hallo Rara" sapanya
setelah terdengar sahutan dari seberang, "lho Ka Darwin tumben banget
telpon" sahut orang diseberang yang ternyata Rara, " iya nih cuma mau
bilang makasih ya TV nya udah dateng, lo lagi di sekolah ya?? " ucapnya
lagi, "oo... iya ka sama-sama, iya nih lagi jam istirahat kenapa,,
berisiknya kedengeran sampe sono ya?? hehehee maklum ya ka namanya juga
anak SMA" ucap Rara menimpali, "iya engga apa-apa ko, btw udah dulu ya,
gw lagi ada kerjaan nih" tegasnya buru-buru, "iya ka, bye bye" ucap
orang diseberang mengakhiri pembicaraan. "benerkan kata gw,,makanya kalo
ngomong jangan asal" tiba-tiba seseorang yang duduk di meja sebelah
berbicara, dia berbicara dengan nada menyindir tetapi mata dan tangannya
tetap tertuju pada laptop dihadapannya, yups benar sekali dia itu
Adi,"lo ngomong apaan sih gw engga ngerti deh" jawab Darwin sambil
kembali fokus dengan pekerjaannya, "yang tadi lo telpon anak SMA itu
kan?? mm.... siapa tadi namanya??" tanya Adi yang mulai mengalihkan
perhatiannya ke Darwin, "Rara" jelas Darwin dengan nada heran, "nahhh
itu si Rara,,,kalo lo beneran engga suka sama dia,,ngapain lo ngasih
harapan sama dia, kasian Win dia tuh masih abg" tegas Adi meyakinkan
temannya itu, "yaelahhh memangnya gw pernah apa ngasih harapan sama dia,
itu sih perasaan lo aja kali,, lo sirik kan sama gw" canda Darwin,
"yeee..... u nyadar aja deh sendiri gimana sikap lo, tapi sorry aja nih
yaa,,gw sirik sama lo!! mana mungkin,, emangnya ada yah yang bisa
disirikin dari lo" timpal Adi, "lo pasti sirik banget kan sama gw,
secara tampang gw jauh lebih ganteng dan lebih karismatik dari lo, dan
sekarang gw punya fans anak abg, kaya personil boy band jaman sekarang
gw hahahaaaa" canda Darwin lagi, "yeee.... boy band dari hongkong" canda
Adi tidak mau kalah sambil mengambil sebuah agenda di dalam laci
mejanya, "ayo buruan nanti kita telat meeting, by the way inget tuh anak
masih abg, jangan sampe terkontaminasi sama virus lo" canda Adi
bersemangat. "wahhh..... kalo itu sih dia pasti engga bisa nolak sob,
siapa sih yang bisa nolak karisma gw hahahaa..... " semakin panjang
topik yang dibicarakan semakin keluar sifat narsis Darwin.
bersambung lagi ya guys
Tidak ada komentar:
Posting Komentar