Rabu, 13 Juni 2012

mmmm..... part 2

guys yang ini lanjutan yg kmren
****

Sepulang sekolah Rara langsung menuju toko Ci Acun,"Ra,, tumben lo udah nyampe jam segini?? semangat amat deh kayanya??" sapa Rio, "yee... gw dateng cepet salah dateng telat juga salah, gimana sih lo" balas Rara meledek, "ehh gw mau cerita nih, kemaren gw abis ketemu sama malaikat gantenggggg banget" lanjut Rara dengan nada bangga mencoba menceritakan kejadian kemarin, "yaelah Ra,, lo sadar dikit napa, mana mungkin orang kantoran mau sama anak ABG kaya lo" respon Rio, "ihhh...... bisa aja kan siapa yang tau jodoh itu ditangan tuhan kalee" Rara mulai sengit menjawab, " iyaa... liatin aja nanti lo bakalan cuma jadi bahan maenan dia doan" Rio tidak mau kalah sengit, "yee.... biasa aja kali om!!" bentak Rara yang sudah mulai merasa kesal, sejenak mereka berdua terdiam "iyee iyee sorry,, lagian u ceritanya lebay banget kaya apaan aja" Rio mencoba memperhalus keadaan dan ternyata berhasil, walaupun Rara hanya membalasnya dengan senyuman kecil tapi begitulah mereka berdua terkadang suka tiba-tiba bertengkar karena masalah yang sama sekali tidak penting, dan karena sifat Rara yang keras kepala maka Rio lah yang harus mencairkan suasana lebih dulu.
Saat hari sudah malam Rio dan Rara sudah mulai sibuk membereskan peralatan toko, " yahh mba sudah mau tutup ya??" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki dari arah depan toko. "ohh... iya mas kita sudah mau beres-beres nih, tapi kalo mau liat-liat masuk aja mas kita tungguin ko" balas Rio mempersilahkan costumer itu masuk ke dalam toko. Karena mendengar percakapan tadi Rara pun membalikkan wajahnya melihat kearah costumer tersebut, sontak Rara pun kaget ternyata costumer yang sedang berdiri didepan sebuah televisi LCD itu adalah Darwin, setelah memastikan kalau itu benar-benar Darwin secepat kilat Rara berlari mendekat dan menarik Rio sedikit menjauh "itukan cowo yang tadi siang gw ceritain, sini biar gw aja yang ngelayanin lo terusin beres-beres aja ok" bisik Rara sambil menarik-narik lengan baju Rio memberikan kode agar dia tidak mengganggu. "yang ini bagus ka, harganya juga engga terlalu mahal" Rara mencoba mempromosikan produknya untuk menarik perhatian Darwin, "lho..... lo kok bosa ada disini sih??" Darwin heran ketika disebelahnya sudah berganti orang,"iya ka,, aku kan kerja disni, kaka mau beli TV LCD ya??,, by the way kaka tau dari mana toko ini??" Rara mulai cengar-cengir kegirangan, "iya nih,,abis TV gw dirumah sudah rusak, gw tau toko ini dari temen gw yang rumahnya deket-deket sini juga" sahut Darwin sambil kembali melihat-lihat isi toko, setelah terjadi proses jual beli Darwin minta agar TV yang dia beli dikirim ke rumahnya, "ini Ra, alamat gw kalo besok dikirimnya bisa kan??" tanya Darwin sambil menyerahkan selembar formulir costumer, "ohhh.... tenang aja ka,,nanti besok pasti ka Darwin sudah bisa nonton TV lagi deh" jawab Rara yakin, "mm.... by the way lo sudah mau pulang ya??" tanya Darwin saat keluar dari toko dan ternyata dia sudah mulai memperhatikan Rara yang sedang menutup rolling door toko, "iya nih ka, abis ini gw mau langsung pulang terus makan deh abis sudah laper banget nih, hehehee " canda Rara, "Rara gw balik duluan ya, mas nya juga saya duluan ya" ucap Rio yang dari tadi hanya diam memperhatikan Rara dan Darwin asik ngobrol sambil terburu-buru pergi meninggalkan mereka berdua, 'lho si Rio kenapa ya,,engga biasa-biasanya dia jutek begini, apa lagi sama costumer' pikir Rara sesaat, "Ra, gw juga belum makan nih, mau temenin makan dulu engga??" tiba-tiba Darwin mengajak Rara makan, weits kata-kata tadi langsung membuyarkan lamunan Rara tentang Rio berganti menjadi semangat 45, "ihh.... mau banget lah ka, tapi ditraktirkan soalnya duit gw udah sekarat nih" canda Rara, "mm... tapi enaknya makan dimana ya??" tanya Darwin sambil celingak-celinguk kanan kiri melihat-lihat tukang makanan pinggir jalan disekitar toko itu, "di situ aja ka, sambel pecel ayamnya enak banget lho" sahut Rara sambil menunjuk ke arah warung tenda pecel ayam yang ada diseberang tokonya, sesaat Darwin terdiam "mm.... ok deh,,tapi beneran enakkan??" lanjutnya, "kenapa pake mikir dulu?? engga biasa makan dipinggir jalan ya??" timpal Rara, "ihhhh kata siapa, makan dipinggir jalan tuh lebih seru dari mall  tau" bantah Darwin sambil menyebrangi jalan, "oohh kirain,,, tenang aja Ka dijamin enak deh" sahut Rara kemudian dia pun ikut menyebrang dibelakang Darwin, karena sadar Rara berjalan dibelakangnya secara spontan Darwin menarik tangan Rara agar dia berjalan disebelahnya. Rara yang menyadari hal itu sontak kaget, 'waduhhh tangan Ka Darwin speechless deh gw' tutur Rara dalam hati, tapi adegan romantis itu harus segera berakhir karena mereka ternyata sudah sampai di warung pecel lele. "pecel ayam plus nasi uduknya satu bu jangan lupa sambelnya yang banyak ya minumnya es teh manis aja, Kaka mau makan apa??" tanpa melihat menu Rara langsung memesan menu andalannya itu, "gw sama aja kaya lo" ucap Darwin simple sambil menyenderkan punggungnya di sandaran kursi plastik. Setelah semua pesanan disantap habis mereka dihampiri oleh dua orang pengamen anak-anak yang menyanyikan lagu Dag Dig Dug dari Blink 'Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku) Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku) Dag dig dug hatiku...... Cinta cinta cinta tlah datang padaku,, Malu malu malu ku akui itu,,, Tapi tapi kamu tlah menawan hatiku,,, Cintaku bersemi di putih abu-abu....' Rara pun ikut bernyanyi-nyanyi kecil sambil diam-diam memandangi wajah Darwin lalu memberikan seribu rupiah pada kedua anak itu. "lo ko tau sih lagu tadi?? gw aja baru denger" kata Darwin yang ternyata mendengar senandung kecil Rara, "lagu itu kan lagi terkenal Ka, makanya Kaka itu musti sering-sering nonton tv jangan kerja terus" ledek Rara diiringi tawa Darwin dan tangannya yang mengacak-acak rambut Rara seperti memperlakukan anak kecil, "ihhh.... ka Darwin gw kan udah gede tau" ucap Rara sambil menyingkirkan tangan Darwin dari atas kepalanya, "ehhh.... lo itu masih anak kecil tau, buktinya lo masih sekolah kan??" ledek Darwin, "tapi kan udah SMA tau" Rara mulai membela diri, "iya deh iya,,,, tapi tetep aja buat gw, lo itu masih anak kecil" ledek Darwin lagi sambil mencubit hidung Rara yang mungil "berapa bu??" lanjut Darwin setelah melihat hidung Rara yang memerah. "ini ibu uang makan saya, kalo dia mah bayar sendiri aja soalnya uang saya udah abis" dengan polosnya Rara berkata pada ibu penjual pecel ayam sambil menyodorkan uangnya, "udah bu saya aja yang bayar ini uangnya" sahut Darwin yang juga ikut menyodorkan uang pada si ibu. "serius nih di traktir??" tanya Rara semangat. "iya beneran,,udah pulang yo" ajak Darwin, "lho kita beda arah kali, kalo rumah gw ke arah sana" ucap Rara sambil menunjuk ke arah sebuah gang kecil yang jelas tidak bisa dilewati mobil. "mm... nanti lo jalan kaki gitu sampe rumah??terus sendirian gitu malem-malem begini??" tanya Darwin heran berani-beraninya anak abg jalan sendirian malem-malem gini, "yaiyalah jalan kaki sendirian, biasanya juga begitu ko, tapi kadang-kadang dianterin sama temen gw yang tadi bareng jaga toko itu si Rio" jawab Rara, "yaudah sekarang gw nganterin lo balik, emangnya cuma si Rio doang yang bisa gw juga bisa kalee hehehee" sambil menarik tangan Rara menuju gang kecil itu, "ehhh ehhh ehhh Ka terus mobil lo gimana???" tanya Rara kebingungan sambil menunjuk sebuah mobil Honda Jazz putih yang berada di tepi jalan, "udah itu mah engga bakalan jalan sendiri ko,udah lo tenang aja yang penting lo balik sekarang sama gw,,nanti kan abis dari rumah lo gw bisa kesini lagi ambil mobil" jawab Darwin meyakinkan. Sebenernya Rara masih bingung sih tapi mau bagai mana lagi, engga ada pilihan lain lagi kan.

Saat tiba didepan rumah Rara. "mama Ka Rara pulang sama pacarnya!!!!" tiba-tiba terdengar suara anak kecil dari balik pintu yang pastinya itu suara Adele adik Rara yang masih kecil. "Ra,,ko temennya diluar aja engga disuruh masuk??" tanya mama yang keluar membukakan pintu, "mm... sorry tante engga bisa mampir sekarang soalnya udah malem tante buru-buru" Darwin yang jelas kaget dengan kemunculan mama Rara jadi bingung mau jawab apa, dan hanya itulah yang sekarang kepikiran di otaknya,"iya ma, Ka Darwin lagi buru-buru takut kemaleman soalnya" Rara mencoba membela Darwin dan tentu saja dia juga mencoba menutup pembicaraan agar mama engga banyak pertanyaan lagi. "saya pamit dulu tante, mm... Rara gw balik dulu ya" Setelah berpamitan Darwin segera melangkahkan kakinya menjauh dari rumah itu, dan mama yang masih berdiri di depan pintu mulai menunjukkan wajah penasaran "Rara,, ada yang mau diceritain ke mama engga??" tanya mama yang sontak membuat Rara makin gugup " engga ada ko ma,, cuma temen doang" Rara pun segera berjalan memasuki kamarnya. ' aduhhh.... besok bilang apa nih sama mama,, pasti besok ditanyain lagi dehh" didalam kamar Rara panik sendiri 'ahh.... biarin aja bilang aja cuma temen,, kan gw sama Ka Darwin memang belum ada apa-apa'  Rara mencoba menenangkan diri dengan berbaring diatas tempat tidurnya dan mulai mencoba memejamkan mata.

****

Keesokan paginya saat sarapan Rara kembali di interogasi sama mama "Ra,, cowo yang kemaren nganterin kamu itu siapa?? ko kayanya dia bukan seumuran sama kamu ya??" tanya mama mulai menginterogasi, "mm.... itu mah dia namanya Ka Darwin, dia emang di atas aku mah, dia sudah kerja" jawab Rara sambil mengunyah setumpuk roti bakar, "teruss??" tanya mama agak sedikit menggoda, "teruss apanya sih ma, Rara kan lagi sarapan ini" Rara mulai mencoba mengalihkan pembicaraan, "ya... terus ada lagi yang mau dikasih tau ke mama??" mama mulai menginginkan info detail mengenai seorang laki-laki yang mengantar anaknya pulang kerumah tadi malam, "aduhhh apa lagi ya,,mmm.... dia itu sepupunya Dista, kebetulan kemarin dia beli TV di toko, ehh... pas balik aku ditraktir makan terus dianterin pulang deh sama dia, tapi berhubung Rara lewat gang kecil jadi mobilnya di parkir di depan toko, terus selesai deh ceritanya" Rara mencoba menceritakan secara rinci supaya tidak ada pertanyaan lagi dari mama yang harus dia jawab, "Rara berangkat dulu ya ma" dengan sisa roti yang masih dikunyah dalam mulut Rara berpamitan dengan mama, pastinya dia mencoba melarikan diri dari percakapan itu.

****

Disekolah Rara segera mencari Dista, maklum dia kan udah engga sabar banget penget ceritain semua kejadian kemaren, "Ta...ta...ta..... tunggu tunggu tunggu" teriak Rara begitu melihat sosok temannya itu sedang berjalan dikoridor sekolah, "Ta, kemaren tuh gw seneeeeeeeeenggggg banget,, kemaren gw makan bareng Darwin dong,,terus pulangnya di anterin lagi" ucap Rara semangat dengan nada pamer, "haaahh!!!!! seriusan lo?? ko bisa gimana tuh ceritanya?? lo serius beneran sama Darwin??" ucap Dista nyerocos, "ihh.,.... sabar dong biar w ceritain dulu..." lalu Rara menceritakan semua yang terjadi tadi malam tanpa henti sedangkan Dista hanya bisa mendengarkan dengan seksama,"gw tanya sekali lagi Ra, Amara Aprilia... lo serius beneran pengen pdkt sama Darwin Kenneth Nugraha??" tanya Dista tegas, "yaiyalah.... secara udah ada sinyal-sinyal pendukung gitu, emangnya kenapa sih??" nada Rara engga kalah tegasnya kali ini, "tapi kan dia lebih tua Rara,,,umurnya beda jauh sama lo,, dunia dia tuh sama lo beda Ra,,BEDAAA!!!!" untuk ke dua kalinya Dista mempertegas suasana,saat Rara ingin menjawab tiba-tiba bell sekolah berbunyi sehingga dia mengurungkan niatnya untuk menjawab pernyataan Dista, tapi sejenak dia melirik sahabatnya itu dengan tatapan penasaran ' tumben banget Dista kaya gini???' , karena rasa penasarannya dia menuliskan sesuatu di selembar kertas dan langsung dia berikan ke Dista,

Ta,,memangnya kenapa sih lo ko marah gitu??

saat Dista membaca tulisan di kertas tersebut dia terdiam sejenak, mata terus tertuju pada selembar kertas yang tergeletak di meja, setelah beberapa saat dia pun menuliskan sesuatu,


engga apa-apa ko Ra, gw cuma engga nyangka aja lo suka beneran sama Darwin, tapi kalo lo yakin sama perasaan lo gw dukung ko,

setelah membaca balasan dari Dista, Rara pun kembali tenang

Thanks ya Ta,, 

Rara pun memancarkan senyumannya saat memberikan tulisan tersebut pada temannya itu.

****

Di kantor Darwin terlihat sedang menelpon seseorang, "hallo Rara" sapanya setelah terdengar sahutan dari seberang, "lho Ka Darwin tumben banget telpon" sahut orang diseberang yang ternyata Rara, " iya nih cuma mau bilang makasih ya TV nya udah dateng, lo lagi di sekolah ya?? " ucapnya lagi, "oo... iya ka sama-sama, iya nih lagi jam istirahat kenapa,, berisiknya kedengeran sampe sono ya?? hehehee maklum ya ka namanya juga anak SMA" ucap Rara menimpali, "iya engga apa-apa ko, btw udah dulu ya, gw lagi ada kerjaan nih" tegasnya buru-buru, "iya ka, bye bye" ucap orang diseberang mengakhiri pembicaraan. "benerkan kata gw,,makanya kalo ngomong jangan asal" tiba-tiba seseorang yang duduk di meja sebelah berbicara, dia berbicara dengan nada menyindir tetapi mata dan tangannya tetap tertuju pada laptop dihadapannya, yups benar sekali dia itu Adi,"lo ngomong apaan sih gw engga ngerti deh" jawab Darwin sambil kembali fokus dengan pekerjaannya, "yang tadi lo telpon anak SMA itu kan?? mm.... siapa tadi namanya??" tanya Adi yang mulai mengalihkan perhatiannya ke Darwin, "Rara" jelas Darwin dengan nada heran, "nahhh itu si Rara,,,kalo lo beneran engga suka sama dia,,ngapain lo ngasih harapan sama dia, kasian Win dia tuh masih abg" tegas Adi meyakinkan temannya itu, "yaelahhh memangnya gw pernah apa ngasih harapan sama dia, itu sih perasaan lo aja kali,, lo sirik kan sama gw" canda Darwin, "yeee..... u nyadar aja deh sendiri gimana sikap lo, tapi sorry aja nih yaa,,gw sirik sama lo!! mana mungkin,, emangnya ada yah yang bisa disirikin dari lo" timpal Adi, "lo pasti sirik banget kan sama gw, secara tampang gw jauh lebih ganteng dan lebih karismatik dari lo, dan sekarang gw punya fans anak abg, kaya personil boy band jaman sekarang gw hahahaaaa" canda Darwin lagi, "yeee.... boy band dari hongkong" canda Adi tidak mau kalah sambil mengambil sebuah agenda di dalam laci mejanya, "ayo buruan nanti kita telat meeting, by the way inget tuh anak masih abg, jangan sampe terkontaminasi sama virus lo" canda Adi bersemangat. "wahhh..... kalo itu sih dia pasti engga bisa nolak sob, siapa sih yang bisa nolak karisma gw hahahaa..... " semakin panjang topik yang dibicarakan semakin keluar sifat narsis Darwin.


bersambung lagi ya guys

Tidak ada komentar:

Posting Komentar