Aku memang
bukan ayah yang sempurna untukmu
Tetapi aku akan mencoba menjadi ayah
yang sempurna untukmu
Silence Of Love
“Heii lihat tuh,,
ada pasangan heboh si gembel dan si bisu!!!” terdengar sorakan dari
segerombolan anak-anak yang berdiri di gerbang sekolah, ”kan aku sudah bilang engga usah
nganter sampe depan sekolah!!! Sudah pergi sana!!!” bentakku pada seorang lelaki tua
dihadapanku, mungkin dia tidak pantas untuk disebut sebagai ayahku, mana
mungkin seorang ayah tega membiarkan anaknya dipermalukan seperti itu, humpff.....
almarhumah ibuku entah kerasukan arwah dari mana sampai-sampai dia bisa menikah
dengan lelaki bisu dan tuli seperti itu. Namaku Rina, sebenarnya aku termasuk
orang yang lumayan beruntung karena memiliki wajah cantik dan tubuh semampai,
tapi sialnya hidupku memiliki ayah miskin yang bisu dan tuli, kenapa tuhan
tidak memberiku ayah yang normal seperti ayah teman-temanku.
****
Lihat saja dikelas
ini, semua murid disini tidak ada yang mau berteman denganku hanya karena aku
miskin dan memiliki ayah cacat.
Hari ini jam
pelajaran pertama kami bebas karena guru yang mengajar tidak bisa hadir, ”Mia,
hari ini kita ada ulangan engga??” ucapku pada salah seorang temanku dikelas,
”mana gw tau!!!” balasnya ketus dan kemudian dia pergi meninggalkanku, huuhhh.....
memang seperti itu keseharianku disekolah, setiap hari terasa sangat
menyedihkan.
Seperti biasa saat
jam istirahat aku suka duduk di area taman sekolah, duduk dibawah pohon besar
dan menghirup udara yang sejuk selalu membuatku merasa nyaman, ”heh.....
pergi lo!!! Ngapain duduk disini!!!” tiba-tiba saja ada segerombolan murid
wanita yang mengusirku, ”ehhh cacat,, lo dengerkan kata gw barusan!!”
lanjutnya sambil menendang kakiku, tapi aku tetap saja terdiam, ”heehh.....
ternyata bener ya lo itu mirip bokap lo yang budek itu, ohhhh kasian banget!!”
dihina seperti itu jelas saja aku marah, ”heeloooo..... lo pikir lo itu
siapa bisa ngusir-ngusir gw dari sini!!!lagi pula inikan tempat umum!!!”
sambil berdiri tegap kutatap matanya, ”oohhh jadi lo sekarang udah berani
ngelawan ya!! Biar mampus lo sekarang” ucapnya kemudian, lalu perkelahian
diantara kami pun tak dapat dihindari, karena posisiku yang sendirian ini
dikeroyok oleh lima
orang jelas aku kalah telak, tapi tiba-tiba seorang guru menghampiri dan
memisahkan kami. Engga apa-apa deh aku kena hukuman dari guru yang penting aku
sudah berhasil mencakar pipinya.
****
Diruang guru, aku
duduk didepan meja guru BP, disebelahku ada seorang lelaki yang mungkin dia itu
ayahku, karena sampai hari ini aku masih belum yakin kalau dia itu memang ayah
kandungku, ”maafkan kesalahan anakku, mungkin dia sedang kesal dan tidak
sengaja berbuat seperti itu” pria itu menulis kata-kata yang ingin ia
ucapkan di selembar kertas setelah mendengar penjelasan dari guruku, ”iya
saya mengerti pak, tetapi anak bapak akan tetap kami hukum, dia akan diskors
selama 3 hari” setelah guru BP memberikan hukuman itu rasanya hatiku lega
sekali, setidaknya selama 3 hari aku tidak perlu repot-repot datang ke sekolah
yang seperti neraka ini dan tidak perlu bertemu dengan para pengganggu itu.
Saat berjalan keluar
dari sekolah akupun tak lepas dari sorakan seluruh murid
disekolah, ”hhooooo............
anak cacat aja belagu!!!” teriakan itu begitu bergema ditelingaku. ”sudah
pergi sana!!
Jangan dekat-dekat denganku lagi, aku bisa pulang sendiri” aku berteriak
sambil mendorong tubuh lelaki itu, ”naaa..... naaaa.......” lelaki itu
mencoba memanggilku tetapi aku terus saja berlari menjauhinya.
****
Dari dalam kamar
sayup-sayup ku dengar suara seseorang, ”iii... uuummm..... ” sudah jelas
itu suara si lelaki bisu itu. Kututup kembali kupingku rapat-rapat, ”naaa....
naaa.....” si bisu itu kembali berteriak memanggil namaku, karena kesal
kukencangkan suara musik yang dari tadi kupasang, dan dia pun berhenti
memanggilku.
Malampun telah
larut, sudah seharian ini aku tidak keluar dari kamar, kruukkk....
kruukkk...... perutku lapar sekali, badanku sudah lemas karena seharian
tidak makan. Akupun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar dan menghampiri
meja makan, lalu kubuka tudung saji mungkin masih ada sisa makanan didalamnya,
tapi ternyata bukan hanya sisa lauk-pauk yang aku dapat tapi hidangan makan
malam lengkap yang tertata rapi dan terselip surat ditengahnya,
Rina,
Maafkan ayah
Huuuhh ....... enak aja dia ngomong maaf, bukan maaf yang
aku butuhkan saat ini tapi seorang ayah yang normal. Secepat kilat langsung ku
buang surat itu
kelantai dan aku langsung makan dengan lahap.
****
Keesokan paginya
kulihat lelaki itu sedang memanaskan motornya dihalaman rumah, seperti biasa
setiap hari dia pergi ke perempatan jalan untuk berjualan bakmie. Tanpa
berpamitan dengannya akupun langsung pergi keluar rumah, tetapi tiba-tiba dia
menarik tanganku, ’kamu mau kemana??’ yaa... tentu saja dia menanyakan
itu bukan dengan mulutnya tapi dengan gerakan tangannya yang sangat memalukan,
tanpa basa-basi aku langsung menghempaskan tangannya dan mencoba untuk pergi,
tetapi dia kembali menarik tanganku ”kamu jangan pergi, maafkan ayah, aku
memang bukan ayah yang sempurna tetapi aku akan mencoba menjadi ayah yang
sempurna untukmu, tapi aku mohon jangan pergi” lagi-lagi dia mengatakan itu
dengan gerakan tangannya, ”ehhh.... asal lo tau ya, gw itu
engga butuh kata maaf dari lo!!! Yg gw butuh sekarang cuma ayah yang normal
yang bisa ngasih gw kehidupan yang normal, bukan lelaki tua kaya lo yang cuma
bisa bikin gw dihina sama semua orang, pokoknya lo itu bukan ayah gw!!!” dengan
lantangnya aku berbicara seperti itu, tetapi tanpa ku sangka lelaki bisu itu
mengangkat tangannya ingin menamparku, “lo mau nampar gw, ayooo silahkan lo
tampar gw, yang kenceng kalo perlu lo bunuh aja gw sekalian, biar gw bisa bebas
tanpa harus hidup berduaan terus sama lelaki bisu dan tuli yang engga ada
gunanya!!!” sesaat ku pikir dia akan menamparku tetapi dugaanku itu salah
dia malah melepaskan genggamannya dan membiarkan aku pergi, tanpa pikir panjang
lagi aku pun segera melarikan diri dan pergi menjauh, saat ini yang ada didalam
pikiranku hanyalah pergi menjauh dari dunia ini, dunia yang membuatku seperti
hidup dineraka.
Seharian aku berjalan kaki sendirian, entah kemana tujuanku aku hanya mengikuti
langkah kakiku, lalu langkahku terhenti disebuah halte bus, karena lelah akupun
merebahkan diri di halte itu, air mata terus mengalir dari mataku kepalaku
berkunang-kunang, nasib sial kembali menimpaku aku digoda oleh segerombolan
berandal, mereka menarikku aku mencoba meronta dengan sisa tenaga yang aku
miliki akhirnya akupun berhasil lepas dari gerombolan berandal itu, segera aku
berlari menjauh tanpa sadar langkahku membawaku kembali menuju rumah.
Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana, akhirnya kuputuskan untuk kembali
kerumah dan langsung masuk kekamar, “Tuhan kau jahat padaku, kenapa engkau
membiarkan diriku menderita seperti ini, kenapa kau tidak pernah sekalipun
mengabulkan permintaanku, kenapa kau tega membiarkan aku dihina semua orang,
kenapa Tuhannn!!!!!!!” didalam kamar aku berteriak-teriak menumpahkan
kekesalanku. “Tuhan, kau bilang kalau kau penyayang!!!! Dan kau maha adil!!
Tapi apa yang aku dapat... apaaa!!!!!!” kubanting semua barang-barang yang
ada dihadapanku, dirikupun terhempas diatas lantai. Sesaat ku dengar suara
pintu, pasti lelaki bisu itu sudah pulang. Kepalaku semakin sakit badanku
lemas, kulihat ada sebuah pecahan keramik vas bunga diatas meja belajarku,
akupun mulai gelap mata, kuambil pecahan vas tersebut, sambil menatap cermin
yang ada didepanku tanpa ragu akupun menggoreskan pecahan vas tersebut
dipergelangan tanganku.
Tubuhku terjatuh kelantai, terdengar suara ketukan pintu dari luar, tapi
aku sudah mulai tidak sadar, samar-samar kulihat lelaki bisu itu menghampiriku,
dia menggendongku sambil berteriak.
Kemudian entah apa yang terjadi saat itu tiba-tiba aku sudah berada didalam
sebuah rumah kecil, kulihat dihadapanku ada seorang anak kecil yang sedang
bermain dengan ayahnya tapi sepertinya aku mengenal wajah kedua orang itu,
lhooo... anak kecil itu seperti aku dan lelaki itu seperti ayahku, kubuka mata
lebar-lebar untuk memastikan dan ternyata benar. Kulihat diriku saat kecil
sedang bermain bersama ayahku, kulihat diriku digendong dan kami tertawa
bersama, terlihat jelas tawa riang yang tersirat diwajah kami berdua waktu itu,
kemudian kulihat lagi diriku sedang merayakan ulang tahun berdua bersama ayahku
“kamu harus banyak makan biar nanti cepat besar dan menjadi anak yang cantik”
seperti biasa ayahku mengungkapkan itu menggunakan bahasa tangannya, dan yang
terakhir aku melihat saat pertama kali aku masuk sekolah dasar, didepan gerbang
sekolah aku menangis karena ayah meninggalkanku disekolah “ayah mau
berjualan dulu, kamu sekarang harus sekolah dan rajin belajar supaya pintar dan
menjadi anak yang hebat, nanti ayah akan kembali menjemputmu dengan membawa
bakpao kacang kesukaanmu” aku juga melihat ayahku mengungkapkan kata itu
dengan bahasa isyarat dari tangannya untuk menghiburku. “oohhh.... Tuhan
maafkan aku, maafkan aku yang telah banyak berdosa pada ayahku yang sudah
menyayangiku sampai saat ini”, akupun tertunduk aku merasa bahwa diriku ini
sangat bersalah pada ayahku, kemudian aku melihat sosok ayahku berdiri
didepanku dia melambaikan tangan dan semakin lama semakin menjauh, kucoba untuk
meraih tangannya tetapi dia semakin menjauh dan menghilang, tiba-tiba
seluruhnya menjadi gelap tanpa cahaya sedikitpun aku takut, aku menutup kedua
mataku dengan kedua telapak tanganku dan aku berteriak sekeras-kerasnya memanggil
ayahku.
****
Saat aku kembali membuka mata, aku berada disebuah ruangan disampingku
berdiri seorang wanita berseragam hijau muda, “ayah......” suaraku
terdengar lirih, “kamu istirahat dulu yaa, biar cepet stabil kondisinya”
sahut wanita itu, “lho.. kamu siapa??” tanyaku lagi padanya, “aku
perawat disini, kamu sekarang ada dirumah sakit karena percobaan bunuh diri,
mmm... kamu lagi banyak masalah ya??” perawat itu balik bertanya padaku,
aku hanya bisa tertunduk, “ya sudah, sekarang kamu istirahat saja dulu, dan
kondisi ayahmu baik-baik saja ko” aku kaget mendengar ucapan perawat itu “ayahku???
Memangnya dia kenapa???” tanyaku heran, “kemarin ayahmu yang membawamu
kesini, tadinya kamu membutuhkan banyak darah dan ayahmu yang mendonorkan
darahnya untukmu, ayahmu juga memohon pada dokter untuk mengambil semua
darahnya supaya kamu selamat, oohh... iya saat kamu masih diperiksa dia juga
terus menangis didepan pintu, dia bilang hanya kamu yang dia miliki didunia ini
jadi dia rela mengorbankan segalanya untukmu, mm...... kamu sangat beruntung
memiliki ayah yang sangat sayang padamu, yasudah sekarang kamu istirahat yaa,,
saya mau memeriksa pasien yang lain” ucap perawat itu sambil mengusap
kepalaku, lalu kemudian ia pergi. Aku hanya terdiam, saat aku melihat ke ranjang
disebelahku betapa terkejutnya diriku, ternyata disana terbaring seseorang yang
sangat kukenal, dia ayahku.... ayah yang sangat menyayangiku dengan kasih
sayang yang sangat sempurna, ingin rasanya diriku memeluk erat tubuh ayahku
tetapi sayangnya saat ini hal itu tidak dapat kulakukan karena kondisi tubuhku
yang masih lemah. Air mataku pun tak dapat terbendung lagi, saat ini aku hanya
bisa menangis sambil memandangi wajah ayahku dan aku hanya bisa berkata lirih
dalam hati “ayah....... maafkan aku......”.
©
The End ©
** Inspiration
from thai life insurance ads (silence of love)