Rabu, 19 Agustus 2015

Karena Aku Tahu Bagaimana Rasanya Menginginkan Seseorang yang Tidak Pernah Menginginkanku

Karena Aku Tahu Bagaimana Rasanya Menginginkan Seseorang yang Tidak Pernah Menginginkanku



Teruntuk kamu yang sering sekali datang dan pergi di hidupku, terkadang mendekapku erat namun seketika mengabaikanku, memberikanku hal yang indah lalu mengacaukannya, menyembuhkan luka hatiku, kemudian membuat yang lebih menyakitkan. Menyayangiku lalu melupakanku, memberikanku harapan, lalu membuangku.

Tidak jarang kamu membuatku benar-benar bahagia, merasa tenang, merasa aman, dan merasa kuat. Tidak jarang kamu memelukku erat, memberikan senyuman terindahmu, dan membuatku merasa penting di hidupmu. Tidak jarang kamu menjagaku, melindungiku, dan membuatku merasa aman dan nyaman. Tidak jarang, aku merasa bangga ketika kamu memperhatikanku di depan orang lain seakan nyata perasaanmu padaku.
"Tapi itu kamu, akan selalu jadi kamu yang melakukan apa saja sesuka hatimu."
Kamu adalah kamu. Melakukan apa saja yang membuatmu bahagia. Kamu hanya kebetulan melakukan sesuatu yang aku suka dan membuatku bahagia. Namun aku tahu bukan itu niatmu. Kamu hanya memelukku saat kamu butuh pelukan di tengah kehidupanmu yang terkadang sepi dan merindukan dia. Kamu hanya memperhatikan aku ketika tidak ada dia di sini. Kamu tidak ingin kehilangan aku, tapi aku tahu bukan seperti yang aku bayangkan.

Kamu hanya takut kehilangan penghiburmu. Kamu takut tidak ada lagi yang bisa menjadi pelampiasan kesepianmu. Perasaanmu tidak nyata, tidak untukku.
"Sesekali merenunglah!
Tidakkah kamu takut ketika Tuhan menukar posisi kita? Aku menjadi kamu, kamu menjadi aku ?"
Aku menyayangimu dengan tulus atau sebut saja aku menyayangimu dengan bodoh, begitu kata sahabatku. Aku tidak peduli seberapa dalam luka yang kamu berikan atau seberapa dalam kamu menyakiti aku. Aku selalu menerimamu ketika kamu datang dengan sejuta kesedihanmu dan membutuhkan aku untuk mengusir kesepianmu. Aku tidak pernah mengharapkan balasan perasaanmu meskipun itu akan sangat menyempurnakan hidupku.
"Aku tidak selancang itu memintanya padamu. Hanya dengan dekat denganmu saja, aku sudah bisa tersenyum bahagia. Hanya dengan melihatmu bahagia saja, meski bukan denganku."
Aku hanya akan menangis sesekali ketika kamu mulai asyik dengan duniamu atau dengan dia, lalu mengabaikan aku seakan aku tidak pernah ada. Aku akan terus tersenyum mendengarmu bercerita menggebu-gebu meski itu bukan tentang kita, bukan tentang aku. Aku hanya akan diam ketika kamu menyakiti. Aku tidak pernah berpikiran untuk membalasmu sedikit pun. Aku hanya akan diam ketika kamu menghancurkan hatiku.

Aku akan menyimpannya dan menyatukannya kembali sendiri. Aku hanya akan memendam kekecewaanku dalam-dalam kepadamu. Aku hanya akan tersenyum. Aku hanya akan mendoakan semoga hidupmu diiringi kebahagiaan selalu.

Aku tidak apa-apa, Sayang! Tenanglah, saja! Jalani saja yang hatimu mau. Jika kamu membutuhkanku, datanglah ke sini! Aku di sini untukmu, meskipun hatiku belum sepenuhnya sembuh. Tidak akan kamu rasakan kekecewaanku. Aku tidak apa-apa, Sayang. Berlarilah sejauh mungkin, kejarlah apa yang kamu mau! Kembalilah kapan saja! Kamu tidak perlu takut sendirian. Selama ini, bukankah aku selalu ada ketika kamu butuhkan?
"Bukankah aku tidak pernah mengeluh tentang perlakuanmu kepadaku? Lihatlah! Aku masih berdiri tegar di hadapanmu, aku masih sekuat itu."
Tapi sayang, aku tidak bisa menjanjikan ini selamanya. Aku juga ingin ada seseorang yang mengharapkan aku seperti aku mengharapkanmu. Aku tahu Tuhan sudah menyiapkannya untukku. Aku tidak bisa selamanya setegar ini untukmu. Aku hanya wanita biasa. Hatiku tidak setegar itu. Lama-kelamaan, aku akan mati sendiri jika tetap keras kepala membiarkanmu tinggal di hatiku. Bisa-bisa mati hatiku kamu biarkan seperti itu. Jika tiba saatnya nanti, saat Tuhan mempertemukan aku dengannya yang menginginkanku, kumohon padamu jangan menyesal. 
Jangan sesali wanita yang pernah menyayangimu dengan tulus sedalam ini. Jangan pula memintaku kembali untukmu. Aku tidak ingin mengecewakannya yang menginginkan aku. Karena aku tahu benar bagaimana rasanya menginginkan seseorang yang tidak pernah menginginkanmu.
"Cukuplah kamu tahu aku pernah menyayangimu tanpa alasan, sedalam ini, cinta yang membunuhku sendiri."



** Ceritanya tester Blog masih bisa dibuka apa kagak heheheee.............

 

Senin, 10 September 2012

Silence Of Love (Cerpen)

Aku memang bukan ayah yang sempurna untukmu
Tetapi aku akan mencoba menjadi ayah yang sempurna untukmu


Silence Of Love


Heii lihat tuh,, ada pasangan heboh si gembel dan si bisu!!!” terdengar sorakan dari segerombolan anak-anak yang berdiri di gerbang sekolah, ”kan aku sudah bilang engga usah nganter sampe depan sekolah!!! Sudah pergi sana!!!” bentakku pada seorang lelaki tua dihadapanku, mungkin dia tidak pantas untuk disebut sebagai ayahku, mana mungkin seorang ayah tega membiarkan anaknya dipermalukan seperti itu, humpff..... almarhumah ibuku entah kerasukan arwah dari mana sampai-sampai dia bisa menikah dengan lelaki bisu dan tuli seperti itu. Namaku Rina, sebenarnya aku termasuk orang yang lumayan beruntung karena memiliki wajah cantik dan tubuh semampai, tapi sialnya hidupku memiliki ayah miskin yang bisu dan tuli, kenapa tuhan tidak memberiku ayah yang normal seperti ayah teman-temanku.

****

Lihat saja dikelas ini, semua murid disini tidak ada yang mau berteman denganku hanya karena aku miskin dan memiliki ayah cacat.

Hari ini jam pelajaran pertama kami bebas karena guru yang mengajar tidak bisa hadir, ”Mia, hari ini kita ada ulangan engga??” ucapku pada salah seorang temanku dikelas, ”mana gw tau!!!” balasnya ketus dan kemudian dia pergi meninggalkanku, huuhhh..... memang seperti itu keseharianku disekolah, setiap hari terasa sangat menyedihkan. 

Seperti biasa saat jam istirahat aku suka duduk di area taman sekolah, duduk dibawah pohon besar dan menghirup udara yang sejuk selalu membuatku merasa nyaman, ”heh..... pergi lo!!! Ngapain duduk disini!!!” tiba-tiba saja ada segerombolan murid wanita yang mengusirku, ”ehhh cacat,, lo dengerkan kata gw barusan!!” lanjutnya sambil menendang kakiku, tapi aku tetap saja terdiam, ”heehh..... ternyata bener ya lo itu mirip bokap lo yang budek itu, ohhhh kasian banget!!” dihina seperti itu jelas saja aku marah, ”heeloooo..... lo pikir lo itu siapa bisa ngusir-ngusir gw dari sini!!!lagi pula inikan tempat umum!!!” sambil berdiri tegap kutatap matanya, ”oohhh jadi lo sekarang udah berani ngelawan ya!! Biar mampus lo sekarang” ucapnya kemudian, lalu perkelahian diantara kami pun tak dapat dihindari, karena posisiku yang sendirian ini dikeroyok oleh lima orang jelas aku kalah telak, tapi tiba-tiba seorang guru menghampiri dan memisahkan kami. Engga apa-apa deh aku kena hukuman dari guru yang penting aku sudah berhasil mencakar pipinya.

****

Diruang guru, aku duduk didepan meja guru BP, disebelahku ada seorang lelaki yang mungkin dia itu ayahku, karena sampai hari ini aku masih belum yakin kalau dia itu memang ayah kandungku, ”maafkan kesalahan anakku, mungkin dia sedang kesal dan tidak sengaja berbuat seperti itu” pria itu menulis kata-kata yang ingin ia ucapkan di selembar kertas setelah mendengar penjelasan dari guruku, ”iya saya mengerti pak, tetapi anak bapak akan tetap kami hukum, dia akan diskors selama 3 hari” setelah guru BP memberikan hukuman itu rasanya hatiku lega sekali, setidaknya selama 3 hari aku tidak perlu repot-repot datang ke sekolah yang seperti neraka ini dan tidak perlu bertemu dengan para pengganggu itu.

Saat berjalan keluar dari sekolah akupun tak lepas dari sorakan seluruh murid
 disekolah, ”hhooooo............ anak cacat aja belagu!!!” teriakan itu begitu bergema ditelingaku. ”sudah pergi sana!! Jangan dekat-dekat denganku lagi, aku bisa pulang sendiri” aku berteriak sambil mendorong tubuh lelaki itu, ”naaa..... naaaa.......” lelaki itu mencoba memanggilku tetapi aku terus saja berlari menjauhinya.

****

Dari dalam kamar sayup-sayup ku dengar suara seseorang, ”iii... uuummm..... ” sudah jelas itu suara si lelaki bisu itu. Kututup kembali kupingku rapat-rapat, ”naaa.... naaa.....” si bisu itu kembali berteriak memanggil namaku, karena kesal kukencangkan suara musik yang dari tadi kupasang, dan dia pun berhenti memanggilku.

Malampun telah larut, sudah seharian ini aku tidak keluar dari kamar, kruukkk.... kruukkk...... perutku lapar sekali, badanku sudah lemas karena seharian tidak makan. Akupun akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamar dan menghampiri meja makan, lalu kubuka tudung saji mungkin masih ada sisa makanan didalamnya, tapi ternyata bukan hanya sisa lauk-pauk yang aku dapat tapi hidangan makan malam lengkap yang tertata rapi dan terselip surat ditengahnya,

Rina,
Maafkan ayah

Huuuhh ....... enak aja dia ngomong maaf, bukan maaf yang aku butuhkan saat ini tapi seorang ayah yang normal. Secepat kilat langsung ku buang surat itu kelantai dan aku langsung makan dengan lahap. 

****

Keesokan paginya kulihat lelaki itu sedang memanaskan motornya dihalaman rumah, seperti biasa setiap hari dia pergi ke perempatan jalan untuk berjualan bakmie. Tanpa berpamitan dengannya akupun langsung pergi keluar rumah, tetapi tiba-tiba dia menarik tanganku, ’kamu mau kemana??’ yaa... tentu saja dia menanyakan itu bukan dengan mulutnya tapi dengan gerakan tangannya yang sangat memalukan, tanpa basa-basi aku langsung menghempaskan tangannya dan mencoba untuk pergi, tetapi dia kembali menarik tanganku ”kamu jangan pergi, maafkan ayah, aku memang bukan ayah yang sempurna tetapi aku akan mencoba menjadi ayah yang sempurna untukmu, tapi aku mohon jangan pergi” lagi-lagi dia mengatakan itu dengan gerakan tangannya, ”ehhh.... asal lo tau ya, gw itu engga butuh kata maaf dari lo!!! Yg gw butuh sekarang cuma ayah yang normal yang bisa ngasih gw kehidupan yang normal, bukan lelaki tua kaya lo yang cuma bisa bikin gw dihina sama semua orang, pokoknya lo itu bukan ayah gw!!!” dengan lantangnya aku berbicara seperti itu, tetapi tanpa ku sangka lelaki bisu itu mengangkat tangannya ingin menamparku, “lo mau nampar gw, ayooo silahkan lo tampar gw, yang kenceng kalo perlu lo bunuh aja gw sekalian, biar gw bisa bebas tanpa harus hidup berduaan terus sama lelaki bisu dan tuli yang engga ada gunanya!!!” sesaat ku pikir dia akan menamparku tetapi dugaanku itu salah dia malah melepaskan genggamannya dan membiarkan aku pergi, tanpa pikir panjang lagi aku pun segera melarikan diri dan pergi menjauh, saat ini yang ada didalam pikiranku hanyalah pergi menjauh dari dunia ini, dunia yang membuatku seperti hidup dineraka.

Seharian aku berjalan kaki sendirian, entah kemana tujuanku aku hanya mengikuti langkah kakiku, lalu langkahku terhenti disebuah halte bus, karena lelah akupun merebahkan diri di halte itu, air mata terus mengalir dari mataku kepalaku berkunang-kunang, nasib sial kembali menimpaku aku digoda oleh segerombolan berandal, mereka menarikku aku mencoba meronta dengan sisa tenaga yang aku miliki akhirnya akupun berhasil lepas dari gerombolan berandal itu, segera aku berlari menjauh tanpa sadar langkahku membawaku kembali menuju rumah.

Aku bingung dan tak tahu harus bagaimana, akhirnya kuputuskan untuk kembali kerumah dan langsung masuk kekamar, “Tuhan kau jahat padaku, kenapa engkau membiarkan diriku menderita seperti ini, kenapa kau tidak pernah sekalipun mengabulkan permintaanku, kenapa kau tega membiarkan aku dihina semua orang, kenapa Tuhannn!!!!!!!” didalam kamar aku berteriak-teriak menumpahkan kekesalanku. “Tuhan, kau bilang kalau kau penyayang!!!! Dan kau maha adil!! Tapi apa yang aku dapat... apaaa!!!!!!” kubanting semua barang-barang yang ada dihadapanku, dirikupun terhempas diatas lantai. Sesaat ku dengar suara pintu, pasti lelaki bisu itu sudah pulang. Kepalaku semakin sakit badanku lemas, kulihat ada sebuah pecahan keramik vas bunga diatas meja belajarku, akupun mulai gelap mata, kuambil pecahan vas tersebut, sambil menatap cermin yang ada didepanku tanpa ragu akupun menggoreskan pecahan vas tersebut dipergelangan tanganku.

Tubuhku terjatuh kelantai, terdengar suara ketukan pintu dari luar, tapi aku sudah mulai tidak sadar, samar-samar kulihat lelaki bisu itu menghampiriku, dia menggendongku sambil berteriak.

Kemudian entah apa yang terjadi saat itu tiba-tiba aku sudah berada didalam sebuah rumah kecil, kulihat dihadapanku ada seorang anak kecil yang sedang bermain dengan ayahnya tapi sepertinya aku mengenal wajah kedua orang itu, lhooo... anak kecil itu seperti aku dan lelaki itu seperti ayahku, kubuka mata lebar-lebar untuk memastikan dan ternyata benar. Kulihat diriku saat kecil sedang bermain bersama ayahku, kulihat diriku digendong dan kami tertawa bersama, terlihat jelas tawa riang yang tersirat diwajah kami berdua waktu itu, kemudian kulihat lagi diriku sedang merayakan ulang tahun berdua bersama ayahku “kamu harus banyak makan biar nanti cepat besar dan menjadi anak yang cantik” seperti biasa ayahku mengungkapkan itu menggunakan bahasa tangannya, dan yang terakhir aku melihat saat pertama kali aku masuk sekolah dasar, didepan gerbang sekolah aku menangis karena ayah meninggalkanku disekolah “ayah mau berjualan dulu, kamu sekarang harus sekolah dan rajin belajar supaya pintar dan menjadi anak yang hebat, nanti ayah akan kembali menjemputmu dengan membawa bakpao kacang kesukaanmu” aku juga melihat ayahku mengungkapkan kata itu dengan bahasa isyarat dari tangannya untuk menghiburku. “oohhh.... Tuhan maafkan aku, maafkan aku yang telah banyak berdosa pada ayahku yang sudah menyayangiku sampai saat ini”, akupun tertunduk aku merasa bahwa diriku ini sangat bersalah pada ayahku, kemudian aku melihat sosok ayahku berdiri didepanku dia melambaikan tangan dan semakin lama semakin menjauh, kucoba untuk meraih tangannya tetapi dia semakin menjauh dan menghilang, tiba-tiba seluruhnya menjadi gelap tanpa cahaya sedikitpun aku takut, aku menutup kedua mataku dengan kedua telapak tanganku dan aku berteriak sekeras-kerasnya memanggil ayahku.

****

Saat aku kembali membuka mata, aku berada disebuah ruangan disampingku berdiri seorang wanita berseragam hijau muda, “ayah......” suaraku terdengar lirih, “kamu istirahat dulu yaa, biar cepet stabil kondisinya” sahut wanita itu, “lho.. kamu siapa??” tanyaku lagi padanya, “aku perawat disini, kamu sekarang ada dirumah sakit karena percobaan bunuh diri, mmm... kamu lagi banyak masalah ya??” perawat itu balik bertanya padaku, aku hanya bisa tertunduk, “ya sudah, sekarang kamu istirahat saja dulu, dan kondisi ayahmu baik-baik saja ko” aku kaget mendengar ucapan perawat itu “ayahku??? Memangnya dia kenapa???” tanyaku heran, “kemarin ayahmu yang membawamu kesini, tadinya kamu membutuhkan banyak darah dan ayahmu yang mendonorkan darahnya untukmu, ayahmu juga memohon pada dokter untuk mengambil semua darahnya supaya kamu selamat, oohh... iya saat kamu masih diperiksa dia juga terus menangis didepan pintu, dia bilang hanya kamu yang dia miliki didunia ini jadi dia rela mengorbankan segalanya untukmu, mm...... kamu sangat beruntung memiliki ayah yang sangat sayang padamu, yasudah sekarang kamu istirahat yaa,, saya mau memeriksa pasien yang lain” ucap perawat itu sambil mengusap kepalaku, lalu kemudian ia pergi. Aku hanya terdiam, saat aku melihat ke ranjang disebelahku betapa terkejutnya diriku, ternyata disana terbaring seseorang yang sangat kukenal, dia ayahku.... ayah yang sangat menyayangiku dengan kasih sayang yang sangat sempurna, ingin rasanya diriku memeluk erat tubuh ayahku tetapi sayangnya saat ini hal itu tidak dapat kulakukan karena kondisi tubuhku yang masih lemah. Air mataku pun tak dapat terbendung lagi, saat ini aku hanya bisa menangis sambil memandangi wajah ayahku dan aku hanya bisa berkata lirih dalam hati “ayah....... maafkan aku......”.


© The End ©

** Inspiration from thai life insurance ads (silence of love)






Rabu, 05 September 2012

Tersimpan (Cerpen)



Aku tak tahu apa yang harus aku perbuat dengan kenanganku
Tapi satu hal yang aku tahu kenangan itu indah dan akan kuingat untuk selamanya.




Tersimpan

Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 pagi tapi mataku masih belum juga bisa terpejam, entah apa yang sedang aku pikirkan, berkali-kali ku ganti saluran televisi tapi tak ada satu pun yang kurasa bagus, akhirnya kuputuskan untuk membuka laptop dan meneruskan novel karanganku tapi tetap saja tak ada cerita yang bisa ku tulis aarrrggghhhhh.......... entah kenapa hari ini terasa begitu aneh, perasaan yang tak jelas tiba-tiba menghampiriku, perasaan yang aneh yang bisa membuat otakku berhenti bekerja, karena putus asa akhirnya kulihat playlist mp3 inilah satu-satunya pertolongan terakhirku, langsung saja ku putar salah satu lagu, tanpa terasa akupun terhanyut dalam lagu yang terasa begitu menyentuh hati

Mungkin ku relakan untuk kau tinggalkan
Diriku di sini harus mengakhiri
Aku yang merasa lelah dan menyerah
Karna tak selamanya selingkuh itu indah

Biarkan cerita kita berpisah adanya
Bila memang kita tak mungkin bersama selamanya

Betapa ku mengerti sebagai selingkuhanmu
Ku harus menjalani ikatan yang tersembunyi

lagu dari Merpati Band yang berjudul Tak Selamanya Selingkuh Itu Indah, yupsss....... untuk sejenak pikiranku melayang jauh kebelakang, mengingat kenangan masa lalu yang entah aku tak tahu termasuk kenangan indah atau tidak, tapi yang aku tahu kenangan itu selalu melekat jelas dalam ingatanku.

*****

Namaku Rara, aku hanyalah seorang remaja perempuan biasa berumur 20 tahun yang punya hobi menulis. "Raa...... dari pada bengong ikut yuk sama anak-anak kita jalan-jalan naek motor" teriak seseorang dari gerombolan yang sedang berkumpul didepan rumahku. Aku memang tinggal disebuah perkampungan biasa dan anak remaja disekitar sini memang suka jalan-jalan malam dengan motor. "nanti gw sama siapa??" tanyaku setelah mengetahui ternyata yang berteriak tadi adalah temanku  Andi, "gampang,, ada banyak yang kosong ko" sahutnya lagi, mmm......
dari pada sendirian disni mendingan nyobain jalan-jalan deh "ok tunggu sebentarya.. ganti baju dulu" aku pun sibuk mengganti baju yang aku pakai dengan baju yang lebih hangat tak lupa aku juga menyambar sebuah sweater merah yang menggantung dibelakang pintu kamarku, karena orang tua ku tinggal diluar kota dan aku dirumah tinggal sendiri jadi tak perlu sibuk minta ijin. Tak berapa lama akupun menghampiri mereka. "ikut... ikut... ikut..... tapi gw sama siapa??" ucapku semangat. "lo sama gw aja, nih pegang helmnya" OMG semangat dalam diriku menjadi 100x lipat dari sebelumnya begitu menyadari ternyata yang ingin memberiku tumpangan ternyata Gio, dia itu termasuk cowok paling ngetop dan ganteng disini, jujur sih aku sudah naksir sama dia sejak 2 tahun lalu tapi yang namanya nasib kurang beruntung akhirnya belom bisa akrab dan hanya bisa menyapa saja pas ketemu dijalan. "ok deh,, gw ikut sama lo" dengan yakin kata-kata itu keluar dari mulutku. Selama perjalanan kami membicarakan banyak hal. Jalan-jalan malam itu bagaikan dapet rejeki nomplok deh. Tapi kenyataan pahit yang mesti aku terima ternyata Gio sudah punya seorang pacar, humpfff...... tetapi tak tau kenapa walaupun begitu tetap saja aku menyukainya.

****

Keseokan harinya sepulang kerja, ternyata Gio sedang mengobrol dengan yang lainnya disebuah tempat tongkrongan dekat rumahku, dengan semangat aku ikut bergabung yaaa karena kebanyakan yang ngobrol disitu cowok jadi yang diomongin seputar motor, tapi engga apa-apa yang penting aku bisa ketemu sama Gio, Dari situlah awal pertemuanku dengannya.

Setelah beberapa bulan aku semakin akrab dengannya, bahkan sekarang aku sering memanggil Gio dengan panggilan Abang, Yupss..... panggilan itu khusus aku tujukan untuknya. Setelah dekat dengannya diriku menjadi bersemangat setiap hari, perlakuannya setiap hari padaku seakan-akan menunjukkan kalau dia begitu perhatian padaku.

****

Seperti biasa sepulang kerja aku sempatkan untuk ikut berkumpul dengan yang lainnya. "Ra,, udah makan belom??" tanya Gio padaku, yaaa karena sudah 2bulan bekangan ini kami akrab jadi aku sudah tidak canggung lagi mengobrol dengannya. "belom neh makanya laper banget" jawabku dengan muka sedikit memelas, "cari makan yuk bareng sama gw" ajak Gio sambil menyalakan motor miliknya dan akupun langsung naik. "cciiieeee.......... udah mulai mesra nih yeee" anak-anak yang lain menyoraki kami, "yee.... biarin!! kenapa sirik yaaa!!!" aku hanya bisa menimpali sorakan itu dengan nada bercanda, "yaiyalahhh Rara kan sekarang pacar gw" ucapan Gio barusan lumayan membuatku tercengang, tapi ahhh.... mana mungkin seorang Gio bisa naksir sama seorang cewek seperti aku.

Sesudah membeli makanan aku langsung pulang diantar oleh Gio. Diteras rumahku, aku memberanikan diri untuk menanyakan ucapan Gio tadi, "Bang, tadi maksud lo apaan bilang-bilang kalo gw ini pacar lo??" dengan nada bercanda kusampaikan pertanyaan yang sejak tadi berada dalam pikiranku, "hahahaa....... dasar anak oneng, emangnya dari kemaren lo engga ngerasa apa kalo gw lagi ngedeketin lo" ucap Gio seenaknya, JLEEGEERRR  tiba-tiba diatas kepalaku terasa ada puluhan petir yang sedang menyambar, "tapikan lo udah punya pacar??" tingkat kesadaranku segera pulih mengingat hal itu, "pokoknya buat gw mulai sekarang lo itu pacar gw, kalo lo engga mau yaa itu berarti urusan lo!!" ucapnya tegas. "berarti gw jadi selingkuhan dong" entah kenapa tiba-tiba kata-kata itu keluar begitu saja dari mulutku. "jadi lo engga mau neh jadi pacar gw??” sahutnya untuk kali ini nadanya merendah dan akupun tertunduk, otakku berpikir tentang pacarnya Gio, tetapi hatiku tidak bisa memungkiri kalau aku sudah jatuh cinta padanya.  Tiba-tiba saja aku merasakan sebuah pelukan hangat, yupsss...... saat ku tersadar ternyata Gio sedang memelukku, pelukan hangat yang baru kali ini aku rasakan, aku hanya bisa diam dalam pelukannya entah apa yang sedang aku rasakan, kepalaku masih tetap saja memikirkan wanita itu tetapi tubuhku tak rela untuk lepas dari pelukan itu, aku tak tahu apa yang aku rasakan sekarang, hanya satu hal yang aku tahu dengan pasti pelukannya terasa hangat............

****

Sejak saat itu aku dan Gio memutuskan untuk berpacaran, entah aku harus senang atau tidak dengan situasiku yang seperti ini. Setiap pulang kerja Gio selalu mampir kerumahku, sifat Gio yang baik dan suka bercanda membuat aku semakin nyaman saat didekatnya, setiap hari kami bercerita banyak hal mulai dari hal penting sampai hal yang tidak penting, terkadang kami juga membicarakan hal lucu yang terjadi sepanjang hari ini, aku pun tidak pernah mempermasalahkan tentang wanita itu, wanita yang sudah lebih dulu menjadi kekasih Gio, kami menjalani hubungan seakan-akan tidak ada wanita itu diantara kami, Bahkan beberapa orang mengatakan kalau kami ini pasangan yang serasi, kata-kata itu sebenarnya bukan hanya membuatku melayang tetapi juga membuatku selalu berpikir seandainya Gio bisa ku miliki seutuhnya.

Beberapa kali aku memergoki Gio sedang menelpon wanita itu, ingin aku berteriak untuk mengungkapkan rasa cemburuku, tapi tidak bisa karena aku tersadar dengan posisiku yang sebagai selingkuhan,

Setiap weekend biasanya kami sering pergi bersama, meskipun hanya sekedar mencari makan malam dipinggir jalan, sesekali pergi ke tempat wisata, sampai malam minggu jalan-jalan ke puncak hanya untuk mencari tempat santai untuk refreshing tapi semua kenangan itu membuat hidupku terasa indah.

****

Pernah aku menangis didepannya karena terlalu berat menahan rasa cemburu saat ada kabar beredar mengenai pertunangannya dengan wanita itu, tetapi Gio dengan cepat bisa menenangkan hatiku, dan membuatku percaya kalau pertunangan itu tidak pernah terjadi.

Sampai suatu saat aku melihat sebuah cincin melingkar dijari manisnya, ”Cincinnya bagus” ucapku santai saat memberikan sebuah teh hangat untuknya, ”mm.... ini Cuma cincin biasa ko” ucapnya sambil melepas cincin tersebut dah menaruhnya dalam tas. ”pake aja ngapain dicopot, kasian tunangannya kalau tau cincinnya dicopot” ucapku sambil menatap dalam seorang lelaki yang duduk hadapanku. ”udah ngapain ngebahas beginian, makan aja yuk” dengan cepat iya mulai mengalihkan pembicaraan, baru kali ini aku melihat dia segugup itu, tak sedetikpun dia menoleh kearahku, tak satupun hidangan dimeja disantapnya, kami berduapun terdiam dan merunduk.

Tak lama kemudian kembali kuangkat wajahku lalu kutatap wajahnya dalam-dalam seakan aku tahu kalau hari itu adalah hari terakhirku bersamanya,  tanpa sadar air mataku menetes rasa sedih yang tak bisa tertampung lagi dalam hatiku, ingin rasanya aku berteriak dan memaki-maki Gio tapi tak bisa, semua teriakan ku keluar bersamaan dengan air mata, untuk kesekian kalinya Gio memelukku erat-erat, tetapi untuk pertama kalinya aku bisa menolaknya dan langsung berlari kedalam kamar, tokk..... tokk..... tokk....... Ra,, sorry bukan maksud gw buat nyakitin lo, tapi... tapi gw juga bingung harus gimana” terdengar suara Gio dari balik pintu kamarku, aku tak bisa mengucapkan sepatah katapun untuk menjawabnya hati ini rasanya sakit... sakit sekali..... sekujur tubuhku terkulai lemas di atas kasur. ”Ra.. sekali lagi gw minta maaf.... maaf banget. Gw tau gue salah banget sama lo, tapi jujur gw sayang sama lo, seandainya  aja lo dateng lebih awal dikehidupan gw, gw pasti engga akan bingung untuk memilih” jelas Gio kemudian, ”Raaa...... meskipun kali ini pilihan gw salah tapi gw yakin kalo perasaan sayang gw sama lo engga pernah salah” Gio pun terdiam lalu kudengar suara langkah kaki menjauhi pintu, kupasang baik-baik telingaku untuk mendengar sesuatu lagi dari Gio tetapi sepertinya gio sudah pergi. Air mata deras mengalir dari mataku. Gio, Wanita itu, hubungan ini, situasi ini dan semua kenangan tentang aku dan Gio semuanya berputar dalam otakku sampai rasanya hati dan otak ini ingin pecah, dan akupun terus menangis sampai aku terlelap.

****

Keesokan paginya kulihat hp ada banyak miscall dari Gio dan ada satu voice mail darinya, dengan berat hati kuberanikan diri untuk membuka voice mail tersebut, terdengar suara Gio didalamnya dengan nada rendah dan terdengar lirih.

Rara......
Selama ini gw menyembunyikan ini semua karena gw engga mau kalau lo sampe tau tentang kabar ini, karena gw terlalu takut buat ceritain semuanya sama lo, mungkin karena gw terlalu sayang dan pengecut untuk menghadapi semua situasi ini,
tapi kemarin gw engga sengaja udah ngasih tahu lo lewat cincin yang gw pake, bener kata lo  gw udah lama tunangan bakhan minggu depan gw bakalan menikah,
Gw tau lo pasti marah banget sama gw, tapi satu yang pasti gw akan tetep sayang sama lo selamanya.

Untuk sesaat Gio terdiam

Rara....... Sorry.........

Voice mail itupun berakhir seiring dengan kata-kata terakhir yang terucap dari mulut Gio. “SORRY.....”  kata itu selalu terngiang ditelingaku.

Saat keluar dari kamar aku menemukan sebuah kotak kecil tergeletak dilantai depan pintu kamarku, tanganku gemetar saat membuka kotak kecil itu, pikiranku terus mengingat Gio, saat aku buka ternyata didalamnya terdapat sebuah kalung dengan liontin berbentuk huruf NA, terselip selembar kertas didalamnya, kuberanikan diri antuk membuka lembaran itu,

NA untuk Naura Amalia dan Agio Nugraha,
Hadiah terindah untuk wanita terindah
Gio

Sontak akupun berteriak, oohh..... tuhan inikah akhir cintaku , saat ini aku hanya bisa meratap dalam hati menahan rasa ini, rasa yang seakan membuat dunia berhenti berputar, rasa yang seakan membuat hatiku mati, rasa yang seakan membuat semua hal indah itu pergi.

****

Itulah kenangan ku bersama Gio, kenangan yang akan selalu ada dalam hidupku. Tanpa sadar air mataku mengalir kembali, lagu yang diputar dalam playlist mp3 ku pun sudah berganti. Kepalaku tertunduk memandangi sebuah kalung dengan liontin NA yang sudah 1 tahun menggantung dileherku, kugenggam erat liontin itu sambil menarik napas panjang.

Pertengkaran malam itu memang menjadi pertemuan terakhir ku dengan Gio, sejak saat itu wajah Gio dan semua kenanganku bersamanya selalu tersimpan jelas dalam hati dan pikiranku. Entah sampai kapan kenangan itu akan melekat dalam hati dan pikiranku, dan aku tak tahu apa yang harus aku perbuat dengan kenanganku itu. Tapi satu hal yang aku tahu kenangan itu indah dan akan kuingat untuk selamanya.


©   The End    ©

Rabu, 13 Juni 2012

mmmm..... part 2

guys yang ini lanjutan yg kmren
****

Sepulang sekolah Rara langsung menuju toko Ci Acun,"Ra,, tumben lo udah nyampe jam segini?? semangat amat deh kayanya??" sapa Rio, "yee... gw dateng cepet salah dateng telat juga salah, gimana sih lo" balas Rara meledek, "ehh gw mau cerita nih, kemaren gw abis ketemu sama malaikat gantenggggg banget" lanjut Rara dengan nada bangga mencoba menceritakan kejadian kemarin, "yaelah Ra,, lo sadar dikit napa, mana mungkin orang kantoran mau sama anak ABG kaya lo" respon Rio, "ihhh...... bisa aja kan siapa yang tau jodoh itu ditangan tuhan kalee" Rara mulai sengit menjawab, " iyaa... liatin aja nanti lo bakalan cuma jadi bahan maenan dia doan" Rio tidak mau kalah sengit, "yee.... biasa aja kali om!!" bentak Rara yang sudah mulai merasa kesal, sejenak mereka berdua terdiam "iyee iyee sorry,, lagian u ceritanya lebay banget kaya apaan aja" Rio mencoba memperhalus keadaan dan ternyata berhasil, walaupun Rara hanya membalasnya dengan senyuman kecil tapi begitulah mereka berdua terkadang suka tiba-tiba bertengkar karena masalah yang sama sekali tidak penting, dan karena sifat Rara yang keras kepala maka Rio lah yang harus mencairkan suasana lebih dulu.
Saat hari sudah malam Rio dan Rara sudah mulai sibuk membereskan peralatan toko, " yahh mba sudah mau tutup ya??" tiba-tiba terdengar suara seorang laki-laki dari arah depan toko. "ohh... iya mas kita sudah mau beres-beres nih, tapi kalo mau liat-liat masuk aja mas kita tungguin ko" balas Rio mempersilahkan costumer itu masuk ke dalam toko. Karena mendengar percakapan tadi Rara pun membalikkan wajahnya melihat kearah costumer tersebut, sontak Rara pun kaget ternyata costumer yang sedang berdiri didepan sebuah televisi LCD itu adalah Darwin, setelah memastikan kalau itu benar-benar Darwin secepat kilat Rara berlari mendekat dan menarik Rio sedikit menjauh "itukan cowo yang tadi siang gw ceritain, sini biar gw aja yang ngelayanin lo terusin beres-beres aja ok" bisik Rara sambil menarik-narik lengan baju Rio memberikan kode agar dia tidak mengganggu. "yang ini bagus ka, harganya juga engga terlalu mahal" Rara mencoba mempromosikan produknya untuk menarik perhatian Darwin, "lho..... lo kok bosa ada disini sih??" Darwin heran ketika disebelahnya sudah berganti orang,"iya ka,, aku kan kerja disni, kaka mau beli TV LCD ya??,, by the way kaka tau dari mana toko ini??" Rara mulai cengar-cengir kegirangan, "iya nih,,abis TV gw dirumah sudah rusak, gw tau toko ini dari temen gw yang rumahnya deket-deket sini juga" sahut Darwin sambil kembali melihat-lihat isi toko, setelah terjadi proses jual beli Darwin minta agar TV yang dia beli dikirim ke rumahnya, "ini Ra, alamat gw kalo besok dikirimnya bisa kan??" tanya Darwin sambil menyerahkan selembar formulir costumer, "ohhh.... tenang aja ka,,nanti besok pasti ka Darwin sudah bisa nonton TV lagi deh" jawab Rara yakin, "mm.... by the way lo sudah mau pulang ya??" tanya Darwin saat keluar dari toko dan ternyata dia sudah mulai memperhatikan Rara yang sedang menutup rolling door toko, "iya nih ka, abis ini gw mau langsung pulang terus makan deh abis sudah laper banget nih, hehehee " canda Rara, "Rara gw balik duluan ya, mas nya juga saya duluan ya" ucap Rio yang dari tadi hanya diam memperhatikan Rara dan Darwin asik ngobrol sambil terburu-buru pergi meninggalkan mereka berdua, 'lho si Rio kenapa ya,,engga biasa-biasanya dia jutek begini, apa lagi sama costumer' pikir Rara sesaat, "Ra, gw juga belum makan nih, mau temenin makan dulu engga??" tiba-tiba Darwin mengajak Rara makan, weits kata-kata tadi langsung membuyarkan lamunan Rara tentang Rio berganti menjadi semangat 45, "ihh.... mau banget lah ka, tapi ditraktirkan soalnya duit gw udah sekarat nih" canda Rara, "mm... tapi enaknya makan dimana ya??" tanya Darwin sambil celingak-celinguk kanan kiri melihat-lihat tukang makanan pinggir jalan disekitar toko itu, "di situ aja ka, sambel pecel ayamnya enak banget lho" sahut Rara sambil menunjuk ke arah warung tenda pecel ayam yang ada diseberang tokonya, sesaat Darwin terdiam "mm.... ok deh,,tapi beneran enakkan??" lanjutnya, "kenapa pake mikir dulu?? engga biasa makan dipinggir jalan ya??" timpal Rara, "ihhhh kata siapa, makan dipinggir jalan tuh lebih seru dari mall  tau" bantah Darwin sambil menyebrangi jalan, "oohh kirain,,, tenang aja Ka dijamin enak deh" sahut Rara kemudian dia pun ikut menyebrang dibelakang Darwin, karena sadar Rara berjalan dibelakangnya secara spontan Darwin menarik tangan Rara agar dia berjalan disebelahnya. Rara yang menyadari hal itu sontak kaget, 'waduhhh tangan Ka Darwin speechless deh gw' tutur Rara dalam hati, tapi adegan romantis itu harus segera berakhir karena mereka ternyata sudah sampai di warung pecel lele. "pecel ayam plus nasi uduknya satu bu jangan lupa sambelnya yang banyak ya minumnya es teh manis aja, Kaka mau makan apa??" tanpa melihat menu Rara langsung memesan menu andalannya itu, "gw sama aja kaya lo" ucap Darwin simple sambil menyenderkan punggungnya di sandaran kursi plastik. Setelah semua pesanan disantap habis mereka dihampiri oleh dua orang pengamen anak-anak yang menyanyikan lagu Dag Dig Dug dari Blink 'Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku) Dag dig dug hatiku (dag dig dug hatiku) Dag dig dug hatiku...... Cinta cinta cinta tlah datang padaku,, Malu malu malu ku akui itu,,, Tapi tapi kamu tlah menawan hatiku,,, Cintaku bersemi di putih abu-abu....' Rara pun ikut bernyanyi-nyanyi kecil sambil diam-diam memandangi wajah Darwin lalu memberikan seribu rupiah pada kedua anak itu. "lo ko tau sih lagu tadi?? gw aja baru denger" kata Darwin yang ternyata mendengar senandung kecil Rara, "lagu itu kan lagi terkenal Ka, makanya Kaka itu musti sering-sering nonton tv jangan kerja terus" ledek Rara diiringi tawa Darwin dan tangannya yang mengacak-acak rambut Rara seperti memperlakukan anak kecil, "ihhh.... ka Darwin gw kan udah gede tau" ucap Rara sambil menyingkirkan tangan Darwin dari atas kepalanya, "ehhh.... lo itu masih anak kecil tau, buktinya lo masih sekolah kan??" ledek Darwin, "tapi kan udah SMA tau" Rara mulai membela diri, "iya deh iya,,,, tapi tetep aja buat gw, lo itu masih anak kecil" ledek Darwin lagi sambil mencubit hidung Rara yang mungil "berapa bu??" lanjut Darwin setelah melihat hidung Rara yang memerah. "ini ibu uang makan saya, kalo dia mah bayar sendiri aja soalnya uang saya udah abis" dengan polosnya Rara berkata pada ibu penjual pecel ayam sambil menyodorkan uangnya, "udah bu saya aja yang bayar ini uangnya" sahut Darwin yang juga ikut menyodorkan uang pada si ibu. "serius nih di traktir??" tanya Rara semangat. "iya beneran,,udah pulang yo" ajak Darwin, "lho kita beda arah kali, kalo rumah gw ke arah sana" ucap Rara sambil menunjuk ke arah sebuah gang kecil yang jelas tidak bisa dilewati mobil. "mm... nanti lo jalan kaki gitu sampe rumah??terus sendirian gitu malem-malem begini??" tanya Darwin heran berani-beraninya anak abg jalan sendirian malem-malem gini, "yaiyalah jalan kaki sendirian, biasanya juga begitu ko, tapi kadang-kadang dianterin sama temen gw yang tadi bareng jaga toko itu si Rio" jawab Rara, "yaudah sekarang gw nganterin lo balik, emangnya cuma si Rio doang yang bisa gw juga bisa kalee hehehee" sambil menarik tangan Rara menuju gang kecil itu, "ehhh ehhh ehhh Ka terus mobil lo gimana???" tanya Rara kebingungan sambil menunjuk sebuah mobil Honda Jazz putih yang berada di tepi jalan, "udah itu mah engga bakalan jalan sendiri ko,udah lo tenang aja yang penting lo balik sekarang sama gw,,nanti kan abis dari rumah lo gw bisa kesini lagi ambil mobil" jawab Darwin meyakinkan. Sebenernya Rara masih bingung sih tapi mau bagai mana lagi, engga ada pilihan lain lagi kan.

Saat tiba didepan rumah Rara. "mama Ka Rara pulang sama pacarnya!!!!" tiba-tiba terdengar suara anak kecil dari balik pintu yang pastinya itu suara Adele adik Rara yang masih kecil. "Ra,,ko temennya diluar aja engga disuruh masuk??" tanya mama yang keluar membukakan pintu, "mm... sorry tante engga bisa mampir sekarang soalnya udah malem tante buru-buru" Darwin yang jelas kaget dengan kemunculan mama Rara jadi bingung mau jawab apa, dan hanya itulah yang sekarang kepikiran di otaknya,"iya ma, Ka Darwin lagi buru-buru takut kemaleman soalnya" Rara mencoba membela Darwin dan tentu saja dia juga mencoba menutup pembicaraan agar mama engga banyak pertanyaan lagi. "saya pamit dulu tante, mm... Rara gw balik dulu ya" Setelah berpamitan Darwin segera melangkahkan kakinya menjauh dari rumah itu, dan mama yang masih berdiri di depan pintu mulai menunjukkan wajah penasaran "Rara,, ada yang mau diceritain ke mama engga??" tanya mama yang sontak membuat Rara makin gugup " engga ada ko ma,, cuma temen doang" Rara pun segera berjalan memasuki kamarnya. ' aduhhh.... besok bilang apa nih sama mama,, pasti besok ditanyain lagi dehh" didalam kamar Rara panik sendiri 'ahh.... biarin aja bilang aja cuma temen,, kan gw sama Ka Darwin memang belum ada apa-apa'  Rara mencoba menenangkan diri dengan berbaring diatas tempat tidurnya dan mulai mencoba memejamkan mata.

****

Keesokan paginya saat sarapan Rara kembali di interogasi sama mama "Ra,, cowo yang kemaren nganterin kamu itu siapa?? ko kayanya dia bukan seumuran sama kamu ya??" tanya mama mulai menginterogasi, "mm.... itu mah dia namanya Ka Darwin, dia emang di atas aku mah, dia sudah kerja" jawab Rara sambil mengunyah setumpuk roti bakar, "teruss??" tanya mama agak sedikit menggoda, "teruss apanya sih ma, Rara kan lagi sarapan ini" Rara mulai mencoba mengalihkan pembicaraan, "ya... terus ada lagi yang mau dikasih tau ke mama??" mama mulai menginginkan info detail mengenai seorang laki-laki yang mengantar anaknya pulang kerumah tadi malam, "aduhhh apa lagi ya,,mmm.... dia itu sepupunya Dista, kebetulan kemarin dia beli TV di toko, ehh... pas balik aku ditraktir makan terus dianterin pulang deh sama dia, tapi berhubung Rara lewat gang kecil jadi mobilnya di parkir di depan toko, terus selesai deh ceritanya" Rara mencoba menceritakan secara rinci supaya tidak ada pertanyaan lagi dari mama yang harus dia jawab, "Rara berangkat dulu ya ma" dengan sisa roti yang masih dikunyah dalam mulut Rara berpamitan dengan mama, pastinya dia mencoba melarikan diri dari percakapan itu.

****

Disekolah Rara segera mencari Dista, maklum dia kan udah engga sabar banget penget ceritain semua kejadian kemaren, "Ta...ta...ta..... tunggu tunggu tunggu" teriak Rara begitu melihat sosok temannya itu sedang berjalan dikoridor sekolah, "Ta, kemaren tuh gw seneeeeeeeeenggggg banget,, kemaren gw makan bareng Darwin dong,,terus pulangnya di anterin lagi" ucap Rara semangat dengan nada pamer, "haaahh!!!!! seriusan lo?? ko bisa gimana tuh ceritanya?? lo serius beneran sama Darwin??" ucap Dista nyerocos, "ihh.,.... sabar dong biar w ceritain dulu..." lalu Rara menceritakan semua yang terjadi tadi malam tanpa henti sedangkan Dista hanya bisa mendengarkan dengan seksama,"gw tanya sekali lagi Ra, Amara Aprilia... lo serius beneran pengen pdkt sama Darwin Kenneth Nugraha??" tanya Dista tegas, "yaiyalah.... secara udah ada sinyal-sinyal pendukung gitu, emangnya kenapa sih??" nada Rara engga kalah tegasnya kali ini, "tapi kan dia lebih tua Rara,,,umurnya beda jauh sama lo,, dunia dia tuh sama lo beda Ra,,BEDAAA!!!!" untuk ke dua kalinya Dista mempertegas suasana,saat Rara ingin menjawab tiba-tiba bell sekolah berbunyi sehingga dia mengurungkan niatnya untuk menjawab pernyataan Dista, tapi sejenak dia melirik sahabatnya itu dengan tatapan penasaran ' tumben banget Dista kaya gini???' , karena rasa penasarannya dia menuliskan sesuatu di selembar kertas dan langsung dia berikan ke Dista,

Ta,,memangnya kenapa sih lo ko marah gitu??

saat Dista membaca tulisan di kertas tersebut dia terdiam sejenak, mata terus tertuju pada selembar kertas yang tergeletak di meja, setelah beberapa saat dia pun menuliskan sesuatu,


engga apa-apa ko Ra, gw cuma engga nyangka aja lo suka beneran sama Darwin, tapi kalo lo yakin sama perasaan lo gw dukung ko,

setelah membaca balasan dari Dista, Rara pun kembali tenang

Thanks ya Ta,, 

Rara pun memancarkan senyumannya saat memberikan tulisan tersebut pada temannya itu.

****

Di kantor Darwin terlihat sedang menelpon seseorang, "hallo Rara" sapanya setelah terdengar sahutan dari seberang, "lho Ka Darwin tumben banget telpon" sahut orang diseberang yang ternyata Rara, " iya nih cuma mau bilang makasih ya TV nya udah dateng, lo lagi di sekolah ya?? " ucapnya lagi, "oo... iya ka sama-sama, iya nih lagi jam istirahat kenapa,, berisiknya kedengeran sampe sono ya?? hehehee maklum ya ka namanya juga anak SMA" ucap Rara menimpali, "iya engga apa-apa ko, btw udah dulu ya, gw lagi ada kerjaan nih" tegasnya buru-buru, "iya ka, bye bye" ucap orang diseberang mengakhiri pembicaraan. "benerkan kata gw,,makanya kalo ngomong jangan asal" tiba-tiba seseorang yang duduk di meja sebelah berbicara, dia berbicara dengan nada menyindir tetapi mata dan tangannya tetap tertuju pada laptop dihadapannya, yups benar sekali dia itu Adi,"lo ngomong apaan sih gw engga ngerti deh" jawab Darwin sambil kembali fokus dengan pekerjaannya, "yang tadi lo telpon anak SMA itu kan?? mm.... siapa tadi namanya??" tanya Adi yang mulai mengalihkan perhatiannya ke Darwin, "Rara" jelas Darwin dengan nada heran, "nahhh itu si Rara,,,kalo lo beneran engga suka sama dia,,ngapain lo ngasih harapan sama dia, kasian Win dia tuh masih abg" tegas Adi meyakinkan temannya itu, "yaelahhh memangnya gw pernah apa ngasih harapan sama dia, itu sih perasaan lo aja kali,, lo sirik kan sama gw" canda Darwin, "yeee..... u nyadar aja deh sendiri gimana sikap lo, tapi sorry aja nih yaa,,gw sirik sama lo!! mana mungkin,, emangnya ada yah yang bisa disirikin dari lo" timpal Adi, "lo pasti sirik banget kan sama gw, secara tampang gw jauh lebih ganteng dan lebih karismatik dari lo, dan sekarang gw punya fans anak abg, kaya personil boy band jaman sekarang gw hahahaaaa" canda Darwin lagi, "yeee.... boy band dari hongkong" canda Adi tidak mau kalah sambil mengambil sebuah agenda di dalam laci mejanya, "ayo buruan nanti kita telat meeting, by the way inget tuh anak masih abg, jangan sampe terkontaminasi sama virus lo" canda Adi bersemangat. "wahhh..... kalo itu sih dia pasti engga bisa nolak sob, siapa sih yang bisa nolak karisma gw hahahaa..... " semakin panjang topik yang dibicarakan semakin keluar sifat narsis Darwin.


bersambung lagi ya guys

mm.... part 1

"Raraaaaaaaa bangunnnnnn udah jam berapa ini!!!!..........." terdengar teriakan seseorang dari balik pintu. "iya maaaa....." timpal seorang cewe yang tiba-tiba muncul dari balik selimut, dengan muka yang masih berantakan, mata masih tertutup rapat tapi kaki udah melangkah ke luar kamar menuju kamar mandi. Tiba-tiba DUUKKKK...... 'adoww siapa sih yang mindahin pintu kamar mandi kesini?' gerutu cewe itu  kaget tiba-tiba kepalanya terbentur pintu kamar mandi. Heheheee.... lucu ya
oh iya, hampir gw lupa kasih tau nama cewe itu Amara Aprilia, tapi dia biasa dipanggil Rara, dia jauh banget dari tipe cewe idaman, tubuhnya yang tidak tinggi, rambutnya ikal, pipinya cabi, dan matanya sipit (maklum dia masih ada turunan tionghoa) tapi ada satu kelebihannya dia itu pinter dan kulitnya putih bersih jadi yaaa fisikly engga jelek-jelek amat lahh.tapi kalo soal kebiasaan hadohhh Rara bener-bener payah sering bangun kesiangan cuma salah satu sifat dia yang jelek, sebenernya masih banyak lagi misalnya suka ngaret kalo janjian, doyan tidur, doyan ngemil, penampilannya sesuka hati dia aja jarang-jarang rapi deh, pkoknya jauh banget dari tipe cewe idaman, ckckckckkkk.....

"mama.....sarapannya udah belom? terus buku yang aku taro diatas bangku kemana? lho baju seragam aku yang kemaren digantung disini ko ilang? hadohhh mama bantuin dong udah kesiangan neh!!! iya jangan lupa uang jajannya juga...."teriak Rara dari balik pintu kamarnya. " haduuhhh jangan teriak-teriak terus dong Ra, buku kamu udah mama pindahin  kemeja belajar kamu, kalo seragam kamu udah masuk tempat cucian kotor tadi pagi, sarapannya udah siap dari satu jam yang lalu" mama ikutan berteriak dari dapur.
"waw mama hebat...jempol deh buat mama....."Rara cengar cengir sambil makan pisang goreng buatan ibu Sumi tukang nasi uduk depan rumahnya."hadohhhh Ra,,jadi perempuan itu yang bener sedikit dong, jangan begini-begini amat nanti susah jodoh tau" nasehat ala mama dipagi hari,kayanya nasehat itu hampir setiap hari masuk kedalem kuping Rara, sampe kadang-kadang Rara udah hafal sama teksnya. "stop! mama.. aku udah hafal sama nasehat mama jadi mama engga usah repot-repot ngomong. okk" ucap Rara dengan santai sambil sibuk mengotak-atik handphone merahnya. "ini anak orang tua lagi ngomong bukannya didengerin" timpal mama sewot, " makanya mama kalo mau aku dengerin besok ceramahnya ganti teks ok" balas Rara sambil ngeloyor pergi dengan mata yang masih sibuk memandangi Hp "Rara berangkat dulu Samlikum....." mendengar kata-kata Rara barusan mama hanya bisa menghela napas sambil menggeleng-gelengkan kepala.

*****

"Stop kiri bang" teriak Rara dari dalam angkot yang selalu setia mengantar Rara hingga selamat sampai tujuan.SMK Tunas Bangsa tulisan tersebut terpampang jelas di atas gerbang sekolah. Tempat itu adalah sekolah Rara seisi sekolah semua anak perempuan, ada beberapa anak laki-lakinya tapi masih bisa dihitung pake jarilah. Rara berjalan santai di koridor sekolah sambil membaca komik Detective Conan. Kelas XII AK 1 didalam kelas itu juga semua anak perempuan semua sedang asik dengan kegiatannya masing-masing dari mulai nyalin PR, baca majalah, ngerumpi, sampe dandan pkonya komplit deh.
Tiba-tiba, " Rara........ sini deh cepetan cepetan kesini nanti ketinggalan!!" teriak Dista dari pojokan kelas. Dista Kirana yang biasa dipanggil Dista itu sahabat Rara disekolah, anaknya feminim abis, bawel, seru, centil, dan cantik pastinya. "iya..iya tunggu emangnya apaan seh??" tanya Rara heran sambil meletakkan tas dibangkunya dan pergi menghampiri Dista, "ini Ra,, ada bocoran ulangan bahasa inggris dari anak kelas sebelah "Dista masih sibuk menyalin dikertas kecil yang dipegangnya. "ahhh masa seh ulangan? emangnya ada? ko gw engga tau ya" tuh kan ada lagi sifat jelek Rara yang ketauan dia emak minus banget kalo urusan bahasa inggris, tapi kalo urusan pelajaran yang lain Rara the best banget ko. "ya ampun Raaa..... udah jangan banyak tanya salin aja" Bentak Dista dengan tatapan maut.

*****

Teng...teng...teng...... akhirnya jam istirahat, "Thanks ya temenku yang canti manis dan imut,, untung aja ada lu yang ngingetin gw tadi pagi, akhirnya gw bisa ngerjain tuh ulangan dengan baik dan benar, heheee" celetuk Rara sambil mencubit pipi Dista yang tirus."udah udah udah,,, jgn dicubit terus nanti pipi gw bisa bengkak kaya pipi lu, lagian gimana sih lu masa ulangan aja bisa lupa, kebiasaan banget deh" gerutu Dista sambil sibuk memilih makanan yang ada dikantin. "ehh... iya Ra, nanti siang mau nganterin gw engga?? gw ada janji ketemu sama sepupu gw di Mal Kelapa Gading neh" pinta dista. "mm.... gimana ya?? aduh pasti nanti cape banget deh terus pasti nanti gw jadi obat nyamuk kalian berdua.mm....." Rara agak meledek temennya yang satu ini dengan nada sedikit jaim, maklum Dista tuh paling gampang kalo dipancing omongan. " ahhh.... Rara,,engga seru tau kalo pergi sendirian,,dijamin elu engga bakalan jadi obat nyamuk deh orangnya asik ko,nanti gw teraktir makan siang deh,terus nanti ongkosnya juga gw bayarin deh, ayodongggg mau yaa mau donggg......" Dista mulai merengek. Nah kesempatan begini ini yang sering ditunggu-tunggu sama Rara kapan lagi jalan-jalan dengan akomodasi gratis hehehee..... "mm... iya deh terpaksa karena lu yang minta" balas Rara dengan nada masih jaim (heheheee usil banget ya dia) "nah... gitu dong baru namanya temen" Dista mulai cengar cengir, " eitss..... tapi nanti kalo sampe gw dicuekin awas aja, gw bakalan menuntut balas!!" potong Rara dengan ekspresi mirip setan susana yang di film-film.

*****

Sepulang sekolah
"ayo ta, cepetan katanya mau jemput sepupu lo!! jangan kelamaan beres-beresnya" Rara sudah mulai bosen menunggu Dista yang masih saja merapihkan rambut dan bajunya sepulang sekolah."ihhh.... lu tuh emang aneh ya,,tadi engga mau, sekarang malah semangat banget" jawab Dista santai. " yee... perut gw udah semangat banget neh minta makanan mall abis cacing-cacing diperut gw udah bosen makan gorengan sama bakso ala kantin terus" jawab Rara seenaknya dengan ekspresi mirip ibu-ibu nungguin beras kelurahan.

"ehh.. Ra, bukannya lo hari ini jaga tokonya Ci Acun ya??" kedua remaja itu melanjutkan obrolan mereka sambil menyebrang jalan menghampiri angkot. "tenang aja, tadi gw udah telpon Ci Acun minta ijin sebentar nganterin lo" yups....karena Rara berasal dari keluarga yang sederhana jadi dia bekerja part time di toko elektronik punya Ci Acun, bos Rara yang satu itu orangnya baik banget, sering Rara di traktir makan dan diberi uang bonus lebih dari Ci Acun, pokoknya bener-bener tipe bos idaman deh. Lalu kedua remaja itu masuk ke dalam angkot berwarna biru muda yang sudah mangkal didepan sekolah mereka. Didalam angkot mereka meneruskan obrolan mereka dengan asik, Rara sambil mengotak-atik handphone ditangannya dan Dista yang dari tadi sibuk merapihkan rambut lurusnya yang kemarin habis direbonding.

Tak terasa mereka sudah sampai di depan Mall Kelapa Gading. didalam mall mereka berjalan santai sambil lirik kanan kiri melihat-lihat baju yang dipajang di etalase toko hhmm..... namanya juga wanita kalo jalan di mall matanya bisa lurus kedepan it's impossible, benerkan!!. Akhirnya mereka sampai juga di food court, dan mereka langsung mencari tempat yang nyaman dan strategis biar bisa lirik kanan kiri juga hehe...
"ehh... Ta, emangnya sepupu lo itu cewe apa cowo seh??" celetuk Rara sambil menepuk pundak temannya yang sedang sibuk celingak celinguk. "sepupu gw tuh cowo, orangnya tinggi, putih, mukanya rada-rada cina sama kaya muka lu gitu, udah lu dari pada bawel mendingan bantuin cariin dy, siapa tau aja dia udah dateng tapi engga ngeliat kita" timpal Dista sewot, "yeee mana gw tau orangnya yang mana, kan gw belom pernah liat batang idungnya tuh cowo, lagian lu liat aja sendiri disini tuh banyak banget cowo yang tampang cina, masa iya gw harus..." jawab Rara nyerocos "ya udah kalo gitu jangan bawel!!" potong Dista tiba-tiba.

Tik tok tik tok tik tok,,,, sudah 30 menit mereka berdua menunggu di food court, di atas meja sudah ada 2 gelas soft drink yang isinya sudah kering dan sepiring french fries yang isinya sudah tinggal setengah dengan saus sambal yang sudah diaduk-aduk. "nah, itu dia orangnya dateng juga, Win....Darwin..... kesini" tiba-tiba Dista berteriak semangatmemanggil orang yang diseberang.Rara mencari-cari orang yang barusan di panggil temannya itu, tapi ternyata pandangannya terhalang oleh tiang wastafel yang ada di sebelahnya, akhirnya Rara kembali menenggak sisa es batu yang ada di dalam gelas soft drink miliknya.

"Sorry, udah lama ya nunggunya?? sorry abis tadi macet banget sih jalannya" Tiba-tiba ada suara seseorang dari arah samping mereka berdua. Saat Rara menengok, yups... ternyata bener suara itu adalah suara Darwin sepupunya Dista, nama lengkapnya sih Darwin Kenneth Nugraha, fisikly dia keliatan sama persis seperti yang Dista bilang orangnya tinggi putih berwajah oriental dengan rambut model belah pinggir rada-rada jabrik, alis yang tebal, hidungnya mancung, matanya sipit, dan bibirnya yang mungil dilengkapi dengan senyum simpulnya, dan yang melengkapi kategori keren seorang cowo adalah penampilannya yang simple dengan celana jins pendek plus tshirt putih, lengkap dengan kaca mata berframe hitam, sepatu kets putih dan jam tangan keren yang nyantol dengan sempurna di tubuhnya dan pastinya bikin Rara juga semua cewe yang ngeliat dia pada kelepek-kelepek pokoknya si Darwin tuh WAAW banget deh. Seketika ekspresi wajah Rara berubah menjadi seperti wajah orang yang lagi ngeliat malaikat. "ihhh Rara, denger engga sih!! kenalin ini Darwin sepupu gw" akhirnya tangan Dista yang mendarat di pundak Rara, membuyarkan semua lamunannya, dan Rara langsung sadar kalo ternyata dari tadi Dista udah nyerocos panjang lebar tapi dia engga ngedengerin. "hai...gw Rara temennya Dista, ehh... iya sorry gw lagi engga nyambung abis udah kelamaan nunggu sih.." sambil mengulurkan tangan Rara mencoba mengalihkan pembicaraan yang sebenarnya udah engga berguna banget tuh alasan, soalnya udah terlanjur ketauan dari ekspresi mukanya yang merah ngasih tanda kalo dia malu tapi mau. "gw Darwin sepupunya Dista, sekali lagi sorry deh abis tadi jalanan macet banget sih, ohh iya ngomong-ngomong udah pada makan belom?? gw laper banget neh ada yang mau ikutan pesen engga??" jawab Darwin sambil menjabat tangan Rara. "udah jangan kelamaan kenalannya nanti jantungnya si Rara bisa meledak tuh. Ayo pesen makan dulu gw juga udah laper neh" Dista tiba-tiba memotong adegan romantis yang lagi dihayatin sama Rara, "lo juga Win, udah 5 kali lo bilang 'sorry soalnya macet banget', haduhh sekali lagi lu bilang begitu gw kasih hadiah payung cantik" Lanjut Dista karena emang sebenarnya alesan yang di omongin Darwin tadi udah berulang-ulang dia omongin, tapi emang dasar si Rara aja yang engga ngedenger gara-gara sibuk ngeliatin tampang idola barunya itu. "Ta, jangan bikin malu dong" gerutu Rara sambil mencubit pinggang temennya itu.
Akhirnya ketiga remaja itu memesan 3 porsi menu ayam goreng dan 3 gelas soft drink di salah satu outlet  KFC yang ada disitu. sambil menikmati menu makan siang mereka kembali asik mengobrol. "ehh Ra, lu satu sekolah ya sama Dista??" tanya Darwin dengan tangan yang masih sibuk memegang ayam goreng. "lho lo tau dari mana?? iya, bukan cuma satu sekolah gw sama Dista juga satu kelas bahkan kita berdua satu bangku, kemana-mana bareng, kekantin bareng, pulang bareng, belajar bareng, nyontek juga bareng, pokoknya kita berdua tuh udah mirip soulmate deh" Rara mulai antusias nyerocos panjang lebar. "hmm... iya soalnya seragam kalian berdua sama" jawab Darwin dilengkapi sengan senyumannya yang bikin Rara mau pingsan. "by the way, lo udah kuliah ya?? kuliah dimana?? terus ambil jurusan apa??" Rara makin antusias, "gw udah kerja kali,, hehehee engga nyangka ternyata wajah gw lumayan awet muda ya, gw kerja di salah satu perusahaan swasta ko, di bagian accounting" jawab Darwin, "wahh.... ternyata kita sama ya gw juga jurusan accounting tapi bedanya gw masih SMK dan lo udah kerja, berarti boleh dong kapan-kapan gw tanya soal accounting sama lo?" Rara mulai nyama-nyamain mereka berdua. "udah deh Ra, lo jangan lebay segitunya kali" Dista ikutan angkat suara karena sudah mulai kesal dengan sikap Rara yang mulai lebay kemudian dia menoleh ke arah Rara, dan jelas tatapan Dista disambut dengan mata Rara yang melotot ngasih kode ke Dista, kemudian Darwin pun ikut cengar cengir melihat sikap kedua wanita yang sedang bersamanya itu. Obrolan mereka pun kembali berlanjut di selingi dengan canda tawa khas anak remaja jaman sekarang. Dan ternyata selain punya tampang dan penampilan yang oke Darwin juga punya sifat yang ceria dan menyenangkan, waduuhh makin tambah aja deh nilai plus buat dia.

Akhirnya tiba juga waktu pulang mereka.
"Waduhh sorry banget nih gw tadi kesininya naek motor jadi engga bisa nganter pulang kalian berdua deh" kata Darwin saat mereka sudah tiba di loby depan mall. "engga apa-apa ko Win, kita bisa pulang naek angkot aja" jawab Dista sambil sibuk membetulkan posisi tasnya. "iya engga apa-apa ko, lain kali kita ngumpul bareng lagi ya" sepertinya Rara mengharapkan ada episode kedua untuk ketemu lagi sama Darwin pujaan hatinya itu. " hooo... emangnya gampang ngajak lu pergi, secara lo orang paling sibuk susah banget diajak jalannya, tadi aja gw ajak kesini lu pake mikir dulu" Dista mulai menyindir Rara. "iya nanti kapan-kapan kalo ada waktu kita jalan bareng lagi ko" wahhh Darwin membela Rara sampe-sampe Rara jadi makin ngarep deh sama dia. " yaudah,,tuh angkot kalian udah dateng lagi pula aku juga pengen ke parkiran, hati-hati dijalan ya byee" ucap Darwin sambil melambaikan tangannya. Dan sudah jelas disambut juga dengan lambaian tangan dari Rara dan Dista " ok. bye..." ucap kedua remaja cewe itu pergi.

Di dalam angkot sudah pasti Rara mengupas habis soal Darwin, namanya juga orang lagi kesemsem. "ehh Ta, ternyata Darwin itu orangnya baik ya, terus ganteng juga, keren juga, pinter juga pokoknya yang baik-baik semua ada deh. ehh Ta punya nomor hanphonenya dia engga?? gw mau dong" Rara mulai nyerocos ngebangga-banggain Darwin."engga punya!" jawab Dista ketus karena merasa temannya sudah mulai menjadi lebayers. "ahhh lo pelit Ta,, minta dong nomornya, lo kan sepupunya masa nomor hanphone aja engga punya sih, ayo dong tolongin temen lo yang sedang menjomblo ini, kan kalo gw seneng pasti lo juga ikutan seneng" Rara mulai merengek membujuk Dista. "hadoohhh.... iya iya gw sms aja ya nomornya" seperti biasa Dista memang paling engga bisa ngedenger rengekan sahabatnya yang satu ini. Dan Rara pun tersenyum senang sambil Dista yang sedang duduk disampingnya.

*****

Jam di dinding toko menunjukkan pukul 21.00 WIB. Rara sedang menutup toko dibantu dengan seorang teman cowo yang juga karyawan toko Ci Acun yang seumuran dengannya. Tiba-tiba Rara ingat kalo sampai sekarang Dista belum juga mengirim nomor handphone Darwin, akhirnya dia pun mengirim sms kepada temennya itu, ya siapa tau aja Dista lupa.

To : Dista
Ta, katanya lo mau kirimin nomor hp nya my koko
mana Ta?? ko belum nyampe ya
heheheee kirimin secepatnya ya temenku yang baik.....

"ngapain lo senyum-senyum sama hp??" tiba-tiba suara seorang cowo berwajah manis, dengan kulit coklat dan wajahnya yang seperti keturunan arab itu mengagetkan Rara, ternyata cowo itu adalah Rio Santana, cowo yang biasa disapa Rio ini adalah teman kerja Rara di toko. Mereka berteman sangat akrab, Dista pun mengenal Rio tapi jelas saja tidak seperti Rara, Dista mengenal Rio karena dia sering mampir ke toko sepulang sekolah. "emangnya kenapa?? sirik yaa...." jawab Rara dengan iseng menggoda temannya itu. "yee.... bukannya gitu, buruan beresin toko dulu kan gw mau buru-buru pulang" Jawab Rio sambil melanjutkan membereskan posisi etalase toko. "iya...iya...tau deh yang mau ngedate mah pengennya buru-buru pulang aja" canda Rara yang tidak diperdulikan oleh Rio.
Setelah selesai menutup toko tiba-tiba hp Rara berbunyi dan dia pun berteriak kegirangan "yesss.... akhirnya dapet juga!!", Rio yang heran melihat tingkah temannya itu hanya bisa geleng-geleng kepala "gw balik duluan ya!" sahut rio sambil ngeloyor pergi meninggalkan Rara yang masih sibuk membaca sms balasan dari Dista,

From : Dista
ckckckckkkkk.... susah deh kalo orang lagi falling in love mah
bawaannya kesemsem terussss.....by the way ini nomor hp your koko +6289678226474 
gimana abis ini lo mau langsung sms dia??

Rara yang masih cengar-cengir membalas sms dari temannya itu sambil berjalan menuju rumahnya,

To : Dista
yeee..... kan gw cuma mengikuti kata hati gw yang mengatakan
kalo ternyata gw sama my koko itu ada chemistry, 
kayanya gw bakalan sms dia besok aja deh,
nanti kalo gw sms sekarang ketauan deh kalo gw yang ngebet..hahahay

Tak lama kemudian terdengar lagi suara sms masuk dari handphone tanda ada balasan sms


From : Dista
hoooo......
tinggal sms aja pake jaim-jaiman segala,,
lebay banget seh lo,, ckckckkk no coment deh gw 



Dan sms pun terus berlanjut. Emang dasar cewe, biarpun dia suka setengah mati juga bakalan mentok sama yang namanya jaim. Dan satu lagi ternyata tiba-tiba Rara sudah punya  panggilan kesayangan untuk Darwin yaitu 'My Koko' yang dalam Bahasa Cina Hokkian itu artinya kakak laki-laki.

Tak terasa langkah kaki Rara pun terhenti didepan rumahnya. "mama....... kaka udah pulang tuh" terdengar suara teriakan anak kecil dari dalam rumah Rara, yups kalian bener banget guys anak kecil itu Adele adik perempuannya Rara yang kedua dia masih kelas 2 SD, Rara tuh sayang banget sama adiknya yang satu ini."Rara pulang, ini Adele kaka bawain kue" setelah memberi kue yang dia beli dijalan tadi ke adiknya Rara pun langsung bergegas ke kamar meninggalkan adiknya yang langsung asik membuka bungkusan kue.didalam kamar Rara langsung menyalakan mp3 di handphonenya dengan volume tinggi seketika seisi rumah yang sepi langsung ramai dengan alunan lagu dari Maudy Ayunda khas orang yang sedang jatuh cinta tiba-tiba cinta datang kepadaku.... disaat kumulai mencari cinta, tiba-tiba cinta datang kepadaku... kuharap dia rasakan yang sama, kuharap dia rasakan yang sama.... kuharap cinta akan tiba... 

Bukkk....... dalam sekejap sebuah bantal mendarat di badan Rara. "kaka, kecilin dulu volumenya kan gw lagi belajar besok ujian tau!!!!!!" ternyata adik Rara yang kelas 3 SMP bernama Sofia yang melempar bantal karena merasa terganggu. "ahhh.... engga bisa ngeliat orang seneng dikit, bawaannya sewot aja nihh" Rara menjawab seenaknya sambil tetap bernyanyi. "Rara lagunya itu dikecilin dulu sedikit, lagi pula sudah malam tau. Sudah jangan ribut" mama sudah mulai angkat bicara. begitulah kira-kira keadaan rumah Rara setiap malam. mm...... kalian pasti penasaran kenapa gw engga menampakkan sosok papa dari tadi, karena emang papa dan mama Rara sudah bercerai sejak dia SMP, dan sejak itu sampai sekarang mama Rara membesarkan anak-anaknya sendiri dengan menjadi singgle parent yang mencari uang dengan berwiraswasta membuka sebuah toko kue kecil di perempatan jalan dekat rumah mereka, terkadang kalau sedang libur sekolah atau sedang libur menjaga toko Rara juga ikut membantu mamanya di toko kue itu.

****
"Raraaa......... bangun sudah jam berapa ini" seperti biasa setiap pagi mama harus mengeluarkan tenaga ekstra untuk membangunkan Rara."iya.... iya...... ini udah bangun ko mah" Rara yang baru bangun memulai ritual kesiangannya seperti biasa. eitsss.... tunggu dulu sebelum Rara ke kamar mandi dia menyempatkan diri melihat handphonenya dan mulai mengetik sesuatu.


To : Darwin
Haii,,, Darwin
ini gw Rara temennya Dista yang kemaren


Setelah beberapa kali tulisan itu dihapus kemudian ditulis lagi akhirnya Rara memutuskan untuk mengirimnya ke orang yang dituju, gileee bener nekat juga ya tuh si Rara, Setelah memastikan kalo smsnya itu terkirim dengan sukses tanpa pending baru dia bergegas ke kamar mandi untuk melanjutkan ritualnya. Sepanjang ritualnya dia selalu menyempatkan diri untuk melihat handphone nya berharap ada balasan dari orang diseberang. Saat sedang sarapan pun dia masih sempet-sempetnya nengok ke handphonenya lagi, tapi lagi-lagi dia kecewa karena hasilnya nihil.Karena putus asa akhirnya Rara memasukkan handphonenya ke dalam tas dan dia pun segera berangkat ke sekolah.


****
Disekolah..
Rara berjalan kekelasnya dengan tidak semangat, maklum efek sms engga dibales. Sampai dikelas dia celingak celinguk mencari sosok Dista yang biasanya sudah lebih dulu sampai kesekolah. Dengan sisa-sisa harapan Rara kembali memberanikan diri untuk melirik handphonenya siapa tau aja ada mukjizat tiba-tiba, dan ternyata betapa terkejutnya Rara ketika melihat bahwa ada sebuah tulisan dilayar handphonenya. 1 New Message from Darwin, langsung tanpa pikir panjang lagi dia baca isi pesan tersebut


From : Darwim
Hai Ra, 
iya gw inget ko, ada apa??


Dipandangnya jelas-jelas tulisan itu dan setelah beberapa detik terdiam memandangi sms tersebut akhirnya Rara mengeluarkan teriakan maut yang penuh kegembiraan dari bibir mungilnya.Bukkk..... tiba-tiba tubuh Rara menabrak seseorang saat loncat-loncat kegirangan, secepat kilat Rara langsung membalikkan tubuhnya karena kaget, ternyata yang dia tabrak itu Dista tanpa pikir panjang lagi langsung tubuh Dista dipeluk dengan semangat sambil bersorak-sorak, "ihhhhh..... ini anak kesambet setan apaan sih??ribet banget kayanya!!" sambil melepaskan pelukan temannya itu Dista mencak-mencak sewot, "makasihhhhh banget buat temen gw tersayang ini, yang udah nunjukin gw wujud seorang malaikat" Rara tetap semangat mencoba memeluk tubuh temannya itu tapi ternyata Dista malah mengambil posisi duduk yang enak untuk menghindari pelukan dari temannya itu. "ihhhh bener-bener kesambet dah nih orang, jadi takut gw" Dista akihirnya mengucapkan kalimat yang sama dengan nada lebih tinggi lagi untuk menyadarkan Rara yang masih belingsatan sambil cengar-cengir disampingnya. " ihhhh.... siapa yang kesambet, orang gw lagi seneng tau" ucap Rara yang sudah mulai bisa duduk dengan tenang. "emangnya seneng kenapa lo??sampe jingkrak-jingkrakan segala kaya cacing kepanasan aja!!" ternyata Dista mulai pensaran juga dengan sikap temannya itu. "Tadi pagi kan gw coba sms si Darwin ehhh ternyata dibales sama dia, duuhhhh seneng deh pagi-pagi udah ada yang bikin semangat" jawab Rara dengan wajah berseri-seri sambil menunjukkan sms itu ke Dista "yaelahhhhh cuma gini doang nih smsnya, terus lo mau bales apa ke dia??" Dista kaget setelah melihat isi smsnya. "mm.... ini baru mau gw ketik balesannya" jawab Rara sambil mulai mengetik sms dan menunjukkan pada temennya itu sebelum dia mengirimnya.


To : Darwin
Iya Win, engga ada apa-apa sih cuma pengen nyapa aja 

"ihhh.... kata-kata apaan kaya gini mah basi banget lo" Dista yang membaca sms itu spontan kaget dan mengubah tulisan sms tersebut lalu langsung mengirimnya tanpa memberi tahu dulu kepada Rara apa isi dari sms tersebut, dan setelah ada tulisan Delivery Report Success tertera di layar handphone tersebut baru Dista menunjukkan apa isi sms tersebut yang pastinya bisa membuat Rara kaget dan ngamuk-ngamuk

To : Darwin
engga apa-apa ko Win, cuma mau ngajak jalan-jalan lagi mau engga??

" Distaaaaaa..... rese banget lo ya??!! terus nanti nasib gw gimana neh?!!" teriak Rara dengan nada panik. "yailah tenang aja ko pastinya bakalan dibales sama your koko itu" baru saja Dista selesai ngomong tiba-tiba sudah terdengar nada sms masuk di handphone Rara

From : Darwin
sorry banget minggu ini gw sibuk banget,,
tapi gw usahain minggu depan deh kayanya gw engga terlalu sibuk minggu depan 

"tuh kan gw bilang juga apa, pasti dia bales deh, udah cepetan bales lagi deh smsnya" ucap Dista dengan nada yakin yang diikuti anggukan dari Rara, Teettt,,,,, teeeetttt,,, teeeettttt,,,,,, tetapi tiba-tiba bel sekolah mereka berbunyi tanda jam pelajaran sudah dimulai, dengan terburu-buru Rara mengetik sms seadanya dan langsung dia kirim


To : Darwin
oke deh kalo gitu,
btw udah masuk nih, nanti gw sms lagi ok

"Ra.. tadi lo bales apaan smsnya Darwin liat dong" tanya Dista penasaran, tetapi saat Rara ingin menunjukkan smsnya guru sudah masuk kekelas mereka akhirnya handphone Rara pun dengan sekejap langsung masuk ke dalam saku baju seragamnya tanpa sempat dilihat oleh Dista.


****

Dikantor Darwin
"ngapain lo Win, handphone ko diliatin terus, engga bakalan jadi dua kali tuh hp" canda Adi teman sekantornya. "apaan sih lo Di, sirik aja" jawab Darwin sambil kembali asik dengan pekerjaannya. "by the way kemaren lo jalan ke Gading ya??" spontan Darwin kaget "lo tau dari mana??". "yaiyalah gw tau, kemaren gw juga sempet kesitu, terus gw liat lo jalan sendirian di food court, tapi pas gw mau panggil lo malahan nyamperin ABG,, haduhhh jangan bilang kalo sekarang lo suka cari-cari ABG mall yaa??wahhh.... jangan-jangan tadi juga lo smsan sama ABG ya??" ucap Adi dengan nada mengejek, "enak aja lo, kemaren tuh sepupu gw tau, tapi kalo yang tadi sih iya gw abis smsan sama temennya" jawab Darwin dengan nada datar. " gile lo, ABG lo embat juga!! dari pada lo pacaran sama ABG mendingan lo pacaran aja tuh sama tante-tante yang lebih menjamin" jawab Adi asal. " yee... gw tuh belom pacaran dodol, gw tuh cuma sms doang" Darwin berusaha mengklarifikasi situasi.Tanpa sadar dia mengetik nama Dista di kolom pencarian Facebook, setelah kronologi Dista berhasil di buka, Darwin pun lanjut menuju kolom pertemanan dan dicarinya juga wajah Rara, dan akhirnya dapat....... setelah akun Facebook bernama Amara Aprilia itu bisa dia buka dipandanginya jelas-jelas foto profil Rara, "mm..... tapi manis juga tuh anak, yaa nilainya 7,5 lah" Adi yang ternyata dari tadi ikut mengintip dari sebelahya tiba-tiba komentar, " ihh... apaan seh lo di mana mungkin gw naksir sama bocah begini, engga mutu banget sih lo tau sendiri kan level gw itu kaya apa, kalo anak bocah kaya gini sih jadi cadangan juga udah mentok banget" Darwin ngotot membela diri, "yaelaahhh biasa aja kali mas, engga usah pake nyolot berapa??, lo jangan suka ngomong kaya gitu nanti kualat baru rasain lo" ledek temannya itu sambil ngeloyor perlahan pergi meninggalkan ruangan, "nanti kalo sampe gw beneran kemakan omongan lo bakalan gw traktir sepuasnya" ternyata teriakan Darwin barusan berhasil membuat Adi berbalik "gw tunggu omongan lo!!" setelah meledek Darwin habis-habisan kemudian dia kembali pergi meninggalkan temannya itu. "mana mungkin gw bisa suka sama bocah standard kaya gini" ucap Darwin sambil menutup halaman facebook dan melanjutkan pekerjaannya. 

Bersambung dulu ya kawankawannnn